Jadi Plt Ketum PSI, Giring Nyalon Presiden Banggakan Keberhasilan Jokowi dan Cerita Duka Keluarga

- 25 Agustus 2020, 14:06 WIB
/

ISU BOGOR - Setelah dipercaya menggantikan Grace Natalie per 13 Agustus 20202 sebagai Plt Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring 'Nidji' Ganesha membuat terobosan entah serius atau hanya sebatas gimik politik yakni mencalonkan diri (nyalon) jadi Presiden 2024.

Pernyataan itu diungkapkan Giring Senin 23 Agustus 2020. Bahkan, di akun media sosial instagramnya Giring menjelaskan alasan memberanikan diri maju sebagai Calon Presiden (Capres) Republik Indonesia 2024.

Dalam unggahan video berdurasi 9 menit 10 detik itu di instagramnya, Giring menjelaskan latar belakang maju menjadi presiden, dalam menggaet suara kaum milenial malah banyak membanggakan kinerja Presiden Joko Widodo. Bahkan sempat menyelipkan cerita duka keluarga.

Baca Juga: Gagal Calon DPR : Disambut Baik Jokowi, Giring Calonkan Presiden 2024

Baca Juga: Menaker Siapkan Sanksi Bagi Perusahaan yang Tak Lapor Data BLT BPJS Ketenagakerjaan

Baca Juga: Ramalan Zodiak Keuangan Selasa 25 Agustus 2020, Libra dan Gemini Fokus Pada Tujuan Utama

Berikut ulasan lengkap pernyataan Giring Nidji mau mejadi capres RI 2024. Dalam video tersebut, bernarasi kaum milenial harus peduli dengan politik jangan skeptis dan pesimis.

"Ya saya memang memberanikan diri untuk maju sebagai calon presiden 2024, di video ini saya akan jelaskan alasannya," bukanya yang dilanjut dengan slide tagline giring.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Kenapa Saya Mencalonkan Diri Menjadi Presiden 2024? Simak video ini untuk mengetahui jawabannya.. #PSI #GiringPresiden2024 #PartaiSolidaritasIndonesia

Sebuah kiriman dibagikan oleh Giring Ganesha (@giring) pada

 

"Saya sadari memang tak akan mudah, saya terjun ke politik justru banyak anak muda tak suka dengan politik sini atau pesimis. Kita boleh aja benci politik, tapi suka tidak suka banyak urusan politik yang terkait dengan diri kita diambil melalui sistem politik," ungkapnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca: Bogor Cerah Hari Ini, Selasa 25 Agustus 2020

Baca Juga: BLT Pekerja Batal Cair Hari Ini, Menaker: Butuh Waktu 4 Hari Jadi Mohon Maaf Perlu Kehati-hatian

Baca Juga: BLT Pekerja Batal Cair Hari Ini, Menaker: Butuh Waktu 4 Hari Jadi Mohon Maaf Perlu Kehati-hatian

Ia mencotohkan jika ada kepastian hukum efeknya dunia usaha bisa tumbuh dengan baik, sehingga ada kemudahan dalam mencari kerja.

"Kepastian hukum itu ditentukan oleh apa? yaitu politik. Bagi saya dan jutaan anak muda lainnya ada dua pilihan, diam dan melihat orang lain yang menentukan masa depan," kata mantan vokalis band yang ngetop tahun 2000-an itu.

Atau turun dan terlibat menentukan masa depan sendiri, maka dari itu ia memilih turun dan terlibat. Sebab, ia percaya bahwa anak muda justru harus melibatkan diri lebih lagi dalam politik.

Baca Juga: Duh! Nilai Tukar Rupiah Jadi yang Terlemah Kedua di Asia Hari Ini 24 Agustus 2020

Baca Juga: Sakit Hati Disebut Janda Tak Laku, Motif Otak Pelaku Pembunuhan Bos Pelayaran

Baca Juga: 2021, Tol Sentul Selatan Bogor Bakal Tembus ke Karawang Barat

"Ini adalah cara agar suara kita didengar, diperhitungkan dan bisa menentukan masa depan yang kita inginkan," katanya.

Kemudian dia melanjutkan dengan menceritakan latarbelakang keluarganya sebagai alasan mendasar dalam mengambil keputusan untuk maju sebagai capres 2024.

"Saya lahir dari keluarga biasa, keluarga kelas pekerja, saat krisis 1998 karena beban ekonomi yang berat bapak saya terserang struk dan akhirnya meninggal. Salah urus politik saat itu membuat hidup keluarga saya dan jutaan anak muda lainnya jadi sangat berat," tuturnya seraya tak menampik politik hanya bikin orang susah.

Baca Juga: Skenario Awal Dicekik Gagal, Dibayar Rp200 Juta Bos Pelayaran Akhirnya Tewas Ditembak

 

Baca Juga: Kembalikan Fungsi Cadangan Air, Pangdam III/Siliwangi Targetkan Revitalisasi 7 Situ

Baca Juga: Corona di Bogor Kian Mengkhawatirkan, Sehari Bertambah 13 Kasus Positif Baru dan 1 Meninggal Dunia

Kemudian ia melanjutkan dengan narasi perjumpaannya dengan dunia politik seolah datang tak terduga.

"Jadi gini selama puluhan tahun rumah keluarga saya langganan terkena banjir, tapi tiba-tiba tahun 2015 saya dan tetangga saya heran, sekarang tak banjir lagi, aneh juga ya," tuturya.

Ternyata selama ini, kata dia, terbiasa dengan banjir, sehingga ketika tidak banjir seperti ada yang hilang.

"Sejak itu saya melihat ada yang berubah di sekitar saya, ada pasukan oranye yang rutin membersihkan sampah, ada pasukan biru yang membersihkan sungai," katanya diselingi videonya membersihkan sampah sungai di Jakarta.

Baca Juga: Belajar Online di Bogor Banyak Persoalan, Bima Arya Akan Pasang Wifi di 900 Titik

Baca Juga: Kini WhatsApp Web Bisa Video Call hingga 50 Orang Secara Gratis

Baca Juga: Bayi Perempuan Ditemukan di Bawah Jemuran di Bogor, Warga: Pembuangnya Laki-laki Pakai Kupluk

Ia mejelaskan sebelumnya berpuluh tahun saya dan jutaan orang di Jakarta percaya bahwa kota ini tidak akan berubah. Baik dari angkutan umum yang semrawut, pelayan publik lambat.

"Semua ini dianggap sebagai takdir yang harus diterima warga ibukota, pandangan ini pelan-pelan mulai berubah, setelah pak Jokowi memimpin Jakarta, kota jadi semakin modern, kita bisa menyampaikan keluhan jalanan rusak, sampah menumpuk lampu mati," ujarnya dan menjabarkan perubahan pelayanan, angkutan publik yang nyaman dan banyak lagi.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Instagram @bpptkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x