"Kita berkaca dari negara besar komunis Uni Soviet, siapa menyangka, negara yang begitu besar kuat bubar pada tahun 1991, hanya bertahan 74 tahun saja," kata Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut, Gatot Nurmantyo menegaskan negara tersebut berulangkali menekankan Uni Soviet sebagaia negara besar hanya bertahan 74 tahun saja.
"Kemudian saya harus jujur bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara belakangan ini, tidak dalam kondisi baik-baik saja," kata Gatot Nurmantyo di Channel YouTube Refly Harun, Kamis 10 Februari 2022.
Selanjutnya, kata Mantan Panglima TNI itu mengingatkan persoalan mendasar dihadapi bangsa ini adalah pilihan demokrasi yang aneh bin ajaib.
"Ditetapkan oleh elite politik saja, yang telah jauh melenceng, dari konstitusi proklamasi kemerdekaan dan undang-undang dasar 1945," kata Gatot Nurmantyo.
Inilah yang berakibat, kata Gatot Nurmantyo, praktek demokrasi yang buruk.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Bela Brigjen Junior Tumilaar: Kemungkinan Dandim dan Danrem Tak Berbuat Apa-apa
"Indonesia hari ini adalah terbukti telah gagal mensejahterakan rakyat, demokrasi yang saya katakan tadi telah gagal mensejahterakan rakyat," kata Gatot.
Sedangkan negara, lanjut Gatot Nurmantyo mengingatkan terkait beban yang bakal ditanggung beberapa generasi mendatang.
"Yang sangat aneh, demokrasi Indonesia saat ini telah menjalankan praktek demokrasi yang lebih liberal dari asal demokrasi itu sendiri yaitu Amerika Serikat.
"Sehingga melahirkan sistem politik pemerintahan yang tidak berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara," tegas Gatot Nurmantyo.***