Bima Arya Klaim Ganjil Genap Efektif, Kasus COVID-19 Kota Bogor Langsung Meroket, Hari Ini 30 Meninggal

- 26 Juli 2021, 21:36 WIB
Bima Arya Klaim Ganjil Genap Efektif, Kasus Kematian COVID-19 Kota Bogor Langsung Meroket, Hari Ini 30 Meninggal
Bima Arya Klaim Ganjil Genap Efektif, Kasus Kematian COVID-19 Kota Bogor Langsung Meroket, Hari Ini 30 Meninggal /Instagram/@bimaaryasugiarto

ISU BOGOR - Kasus kematian akibat COVID-19 di Kota Bogor kembali meroket. Hari ini Senin 26 Juli 2021 sebanyak 30 warga Kota Bogor meninggal dunia.

Padahal sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya mengklaim bahwa penanganan COVID-19 di Kota Bogor lewat kebijakan ganjil genap efektif mengurangi mobilitas warga.

Bahkan berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kota Bogor, kasus harian COVID-19 bertambah 562 orang.

Baca Juga: Bima Arya Pamer Foto-foto Ini Usai Dikunjungi Dua Pembantu Jokowi Bahas Penanganan COVID-19 Kota Bogor

Sehingga total kasus COVID-19 sejak awal pandemi di Kota Bogor mencapai 31.288 orang, rinciannya 3.546 masih sakit atau positif aktif, sembuh 27.335 dan meninggal 407 orang.

Kepala Sub Bagian Humas Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Bogor Manan Tampubolon menyebut penjelasan dari Dinkes Kota Bogor soal meroketnya kasus kematian akibat COVID-19 itu terdiri dari meninggal di rumah 9 orang (isolasi mandiri).

"Paling banyak di RS 21 orang, yang sudah divaksin 1 orang, yang lainnya belum di vaksin dan seluruhnya tidak ada komorbid," ungkapnya.

Baca Juga: Bima Arya Sambangi 12 Rumah Warga Kampung Awan, Netizen: Masa Polosan Gitu Pak

Sementara itu, 2 orang meninggal di bulan Mei ( 19 Mei meninggal di rumah, dan 30 Mei di RS Islam).

"Lainnya meninggal bulan Juli (mulai tgl 3 -25 Juli). Hasil pencocokan data kematian laporan dari RS dan puskesmas," katanya.

Sehari sebelumya Bima Arya selaku Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor menyebut ada tren kasus positif sedikit melandai walaupun belum signifikan.

Baca Juga: Bocoran Perpanjangan PPKM, Bima Arya: Pasar dan Rumah Makan Boleh Buka

"Kasus positif turun sedikit grafiknya, walaupun belum signifikan. Jadi, mobilitas warga masih perlu ditekan lagi, karena trennya sudah bagus," ujar Bima Arya, Minggu malam 25 Juli 2021.

Meski demikian, Bima Arya juga mengaku khawatir angka kematian masih tinggi. Tercatat, sejak PPKM diberlakukan ada 99 warga yang meninggal saat isoman atau isolasi mandiri.

"Karena itu kami saat ini ekstra kerja keras untuk mengurangi warga yang isoman," tuturnya.

Baca Juga: Usai Bertemu Jokowi Kemudian Unggah Video Silaturahmi dengan Habib Hasan, Instagram Bima Arya Diserbu Warganet

Bima Arya menyebut, ada tiga kriteria warga yang meninggal saat isoman, yakni 85 persen adalah mereka yang belum divaksin, sebagian besar diatas 50 tahun dan terakhir, memiliki komorbid (penyakit penyerta).

"Karena itu apabila warga isoman yang memiliki tiga kriteria tadi itu tidak boleh isoman di rumah. Semaksimal mungkin dibawa ke tempat isolasi atau rumah sakit. Ini sudah saya perintahkan kepada camat, lurah, puskesmas semuanya memastikan bagi warganya," tegasnya.

Namun kata dia, jika saat di evakuasi ke rumah sakit dalam keadaan penuh, maka akan dibawa ke tempat isolasi.

"Kalau pun di rumah sakit belum bisa masuk di geser ke tempat isolasi, karena di tempat isolasi ini masih banyak cadangan tempat tidurnya. Jadi, kita fokus mengurangi mortality rate dengan fokus kepada perawatan warga isoman," kata Bima Arya.

Bima Arya juga sempat mengklaim kebijakan ganjil genap lebih efektif ketimbang penyekatan di masa PPKM.

"Kebijakan ganjil genap akan terus dilanjutkan, karena efektif mengurangi mobilitas warga," katanya.

Menurut Bima Arya ganjil genap yang diterapkan di Kota bukan untuk kelancaran lalu lintas.

"Tetapi sekali lagi untuk mengurangi mobilitas dari warga," tegasnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x