dr. Tirta Prediksi Gelombang 3 Covid-19 Terjadi saat Tahun Baru dan Lebaran: Bukan Konspirasi, Tapi Mobilisasi

11 November 2021, 13:10 WIB
dr. Tirta Prediksi Gelombang 3 Covid-19 Terjadi saat Tahun Baru dan Lebaran /Youtube Tirta PengPengPeng

ISU BOGOR - dr. Tirta memprediksi gelombang 3 Covid-19 terjadi, khususnya saat tahun baru dan lebaran. Menurutnya itu terjadi bukan karena konspirasi tapi mobilisasi.

"Prediksi gelombang 3 (Covid-19) itu perdebatan banyak ahli. Dokter Pandu Riono mengatakan bahwa gelombang 3 sulit untuk terjadi, karena tingkat vaksinasi di Indonesia tinggi," kata dr. Tirta dikutip dari Channel Youtube Tirta PengPengPeng, Kamis 11 November 2021.

Meski demikian, kata dr. Tirta ada prediksi lain mengatakan bahkan ahli meramal gelombang 3 tetap akan terjadi.

Baca Juga: Hari Jomblo Sedunia 11 November 2021 di China Berlangsung di Tengah Pandemi COVID-19 dan Krisis Real Estate

"Jadi gini, namanya penyakit itu kurva nya kayak kurva amplitudo, naik turun, naik turun, naik turun seiring dengan mobilisasi," ungkap dr. Tirta.

Selanjutnya, dr. Tirta juga menjelaskan berdasarkan pengalaman Covid-19 itu selalu naik.

"Dan kita tahu Covid-19 itu naik di tahun baru dan mendekati lebaran. Bukan karena konspirasi, tapi karena mobilisasi," ucap dr. Tirta.

Baca Juga: Studi Baru: 28 Ribu Ton Sampah COVID-19 Sekarang Berputar-putar di Lautan

Maka dari itu, lanjut dr. Tirta untuk mencegah hal itu terjadi, maka sarannya ada tiga yang harus dilakukan.

"Yang pertama adalah memperkuat faskes (fasilitas kesehatan), pada bulan Juli 2021, Covid-19 merontokan Indonesia, virus Covid-19 varian Delta. Itu dikarenakan kita kurang oksigen, kurang kamar," papar dr. Tirta.

Sehingga, kata dr. Tirta ada baiknya untuk mencegah ini, harus jaga-jaga dengan cara mencegah pasokan oksigen dan kamar.

Baca Juga: Denny Darko Ramal Gelombang ke-3 Covid-19 Pasti Akan Terjadi: Korban-korban Berjatuhan

"Kedua, menguatkan vaksinasi. Kita harus apresiasi contohnya Tangerang sempat di level 3 PPKM, tapi tiba-tiba vaksinasi dikebut sekarang sudah hampir 70 persen orang sudah dosis satu," jelas dr. Tirta.

Sehingga, kata dr. Tirta saat ini PPKM Tangerang sudah level 1. Jadi untuk meminimalisir gejala berat.

"Supaya orang gejala ringan, kita harus full dosis vaksin. Ingatkan teman sesama kalian. Sebab mobilisasi di Indonesia itu luar biasa," ungkap dr. Tirta.

Baca Juga: Deddy Corbuzier ke Luhut soal Covid-19 Timbulkan Banyak Orang Meninggal: Jangan Gitu Dong, Saya Hampir Mati

Bahkan, kata dr. Tirta pasar sudah ramai, event konser musik hingga transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) ramai dan macet terjadi dimana-mana.

"Tapi itu berarti bukan pertanda kemenangan, kita jangan jumawa, silahkan kalian nonton musik, silahkan kalian party, beraktifitas, tetap jaga diri," himbau dr. Tirta.

Sebab, tetap sakit walaupun gejala ringan itu tidak membuat enak badan.

"Sakit itu tidak enak, lebih baik mencegah daripada harus sakit, kalau sakit kan mondok jadinya. Itu yang bahaya, rasa jumawa kita," ucap dr. Tirta.

Jadi, lanjut dr. Tirta kekhawatiran dari pemerintah tentang gelombang 3 Covid-19 itu tetap ada.

"Kalau kasus Covid-19 Indonesia naik, otomatis akan di travel warned, tapi kalau kita terlalu lengah, nggak bagus juga karena ada potensi naik lagi," tegas dr. Tirta.

Selain itu, kata dr. Tirta terlalu panik juga tidak baik, sebab akan membuat pandemic pathic atau orang lelah.

"Yang baik adalah kita harus waspada dan menjaga sesama. Indonesia sekarang dapat prestasi CDC AS sudah melihat bahwa Indonesia semuanya di level 1 (risiko rendah)," kata dr. Tirta.

Hal tersebut menurut dr. Tirta dikarenakan massifnya vaksinasi. Jadi pengaruh vaksin, sehingga ketika ada orang sakit, gejalanya ringan.

"Ini pertanyaannya belum dijawab, apakah orang positif kemarin itu mondok semua atau gejala ringan, sedang atau berat, tapi kalau disesuaikan dengan kamar, kasusnya ada," pungkasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler