Masyarakat Indonesia Tidak Lagi Menghendaki Presiden Jokowi, Refly Harun: Itu Harus Digali Secara Genuine

13 Agustus 2021, 21:22 WIB
Kolase foto Refly Harun dan Jokowi /Kanal YouTube Refly Harun/Instagram @jokowi

ISU BOGOR - Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun menyebut jika memang rakyat Indonesia sudah tidak lagi menghendaki Presiden Joko Widodo (Jokowi). Maka, kata Refly Harun harus digali kehendak rakyat itu secara genuine.

Pernyataan Refly Harun itu disampaikan dihadapan kader HMI dalam acara ngaji konstitusi virtual. Menurutnya, pihak-pihak yang mengkritik pemerintah tidak bisa mengklaim bahwa pandangannya adalah pandangan mayoritas rakyat.

"Karena kalau itu pandangan mayoritas rakyat maka kita harus gali secara genuine bahwa masyarakat Indonesia memang tidak menghendaki lagi Presiden Jokowi," katanya di Channel YouTube Refly Harun, Jumat 13 Agustus 2021.

Baca Juga: Sebut Jokowi Sedang Persiapkan Kekuatan Sendiri untuk 2024, Refly Harun: Ada Dilema di PDIP...

Bahkan, kata Refly Harun, tidak biasa suara tidak menghendaki Presiden Jokowi itu hanya diwakli satu orang.

"Diwakili Refly Harun, diwakili Rocky Gerung, karena kita adalah lapis intelektual yang jumlahnya tipis dalam masyarakat Indonesia," ungkap Refly Harun.

Maka dari itu, kata Refly Harun, perlu adanya suara yang genuine dari masyarakat. Namun persoalannya adalah untuk adanya suara genuine dari masyarakat itu sulit.

Baca Juga: Pembagian Sembako Presiden Timbulkan Kerumunan, Refly Harun: Bebaskan Habib Rizieq, Bukan Tangkap Jokowi

"Sekarang pemerintah bertindak represif atau otoriter yaitu menyetop segala aspirasi di ruang-ruang demokrasi," kata Refly Harun.

Jadi kalau misalnya ada orang atau pihak-pihak yang mendesak Presiden Jokowi mundur, balasannya adalah dengan menangkap.

"Dengan memenjarakannya dan memprosesnya dari sisi hukum, padahal itu adalah aspirasi konstitusional," kata Refly Harun.

Baca Juga: PA 212 Serukan Tangkap Jokowi, Refly Harun: Presiden Tidak Bisa Diproses Hukum

Menurut Refly Harun, saat ini ada yang namanya contesting idea atau ide siapa sekarang yang didukung rakyat.

"Ide Jokowi lanjut sampai 2024, apakah ide Jokowi turun sekarang atau bahasa Rocky Gerung-nya diganti bukan diturunkan," ungkap Refly Harun.

Sebab, kata Refly Harun, ibarat mobil ada alasannya kenapa harus mendorong mobil yang sudah mogok sampai 2024, kalau seandainya tahu bahwa perjalanannya masih panjang.

Baca Juga: Soal Desakan Pemberhentian Presiden Jokowi, Refly Harun: Perlu Upaya yang Lebih Besar

"Karena itulah yang paling penting di kita adalah betul-betul kita menggali suara genuine masyarakat tersebut, tapi dengan syarat kita perjuangkan saluran-saluran demokrasinya," paparnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler