Rocky Gerung Prediksi Akan Ada Pejabat yang Mundur dari Kabinet Jokowi lalu Terjadi 'Gempa Bumi' Politik

20 Juli 2021, 14:40 WIB
Rocky Gerung Prediksi akan Ada Pejabat yang Mundur dari Kabinet Jokowi lalu Terjadi 'Gempa Bumi' Politik /Instagram/@rocky.gerung @jokowi

ISU BOGOR - Pengamat politik Indonesia Rocky Gerung memprediksi bahwa akan ada pejabat yang mundur dari kabinet Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut didasarkan pada situasi pandemi Covid-19 Indonesia yang Rocky Gerung lihat semakin rumit dan simpang siur.

"Bukan sekedar rumit isunya tapi simpang siur. Mulai soal data yang gak bener, lalu ada omongan dari menteri Luhut, ada omongan dari Erick Thohir," ujar Rocky Gerung dikutip Isu Bogor dari kanal YouTube-nya, Selasa, 20 Juli 2021.

Baca Juga: Sebut Luhut Gagal dalam Menangani Pandemi Covid-19, Rocky Gerung: Memang Gak Ada Jalan Keluar

"Mungkin tiba-tiba nanti satu minggu lagi sesuatu berlangsung di kabinet, lalu ada yang mengundurkan diri, lalu terjadi gempa bumi politik, lalu macem-macem soal disitu," sambungnya.

Untuk itu, lanjut Rocky Gerung, masyarakat haruslah bersiap, bukan sekedar pada pandemi dan ekonomi, melainkan juga pada perubahan politik.

"Jadi kita bersiap bukan sekadar pada pandemi dan ekonomi, tapi juga pada perubahan politik yang musti kita paham," tutur pengamat politik tersebut.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Publik Lebih Percaya Luhut daripada Jokowi karena Alasan Ini

Lebih lanjut, Rocky Gerung menyinggung soal DPR yang sudah tidak punya kemampuan untuk menilai pemerintah.

Menurutnya, DPR saat ini sudah mulai menilai keadaan di bawah. Padahal, masalah sebenarnya adalah di dalam istana.

"Jadi DPR ini juga dia udah gak punya kemampuan untuk menilai pemerintah dan sekarang mulai menilai keadaan di bawah," ujar Rocky Gerung.

Baca Juga: Buzzer Abu Janda Sujud Syukur Sembuh dari Covid-19, Ade Armando: Alhamdulillah...

"Padahal rakyat menganggap problemnya bukan di kita, problemnya ada di istana," sambungnya.

Rocky Gerung pun menyarankan agar DPR berbicara kepada istana untuk menerapkan kebijakan yang radikal, dalam artian agar tak terjadi konfrontasi antara rakyat kecil dengan petugas.

"Berkali-kali kita tahu yang radikal itu artinya patuhi undang-undang, undang-undang karantina wilayahitu tidak akan konfrontasi," tegasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler