Cak Nun Angkat Bicara soal Cuitan Abu Janda: Yang Anda Maksud Kearifan Lokal Itu Apa?

1 Februari 2021, 20:26 WIB
Kolase foto Cak Nun (Kanan) dan Abu Janda (kiri).* //Tangkapan layar YouTube @Caknun.com dan Instagram @permadiaktivis2

ISU BOGOR - Budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun angkat bicara terkait polemik cuitan Permadi Arya alias Abu Janda tentang 'Islam Arogan' hingga akhirnya berujung pada pidana. Bahkan Cak Nun mempertanyakan juga soal cuitan Kearifan Lokal yang dimaksud Abu Janda itu apa.

Cak Nun menyebutkan orang-orang ini mudah sekali mengharamkan sesuatu tanpa paham kata kunci dari haram itu sendiri. Begitupula dengan kearifan lokal disitu ada kunci arif.

"Satu, yang anda maksud kearifan lokal itu apa? kearifan adalah sesuatu yang sudah diarifi, sesuatu yang sudah didalami dipelajari dianalisis, disimulasi, sehingga dia disebut kearifan yang wilayahnya lokal," ungkap Cak Nun dalam kanal YouTube CakNun.com yang diunggah Senin 1 Februari 2021.

Baca Juga: AHY dan Moeldoko Saling Serang soal Kudeta Demokrat, Ferdinand: Seru Ini

Baca Juga: Gus Miftah Skak Mat Abu Janda di Podcast Deddy Corbuzier soal 'Islam Arogan'

Baca Juga: Sindiran Pedas Cak Nun untuk yang Berkuasa di Jakarta: Jangan Ludahi Wajah Manusia

Lebih lanjut, Cak Nun menelaah lebih dalam tentang makna dari kata kearifan lokal yang digunakan Abu Janda saat adu argumen dengan Tengku Zulkarnaen di akun twitternya.

"Jadi misalnya ada orang sunda berfilosofi begini, ada orang jawa berfilosofi begitu terus kita sebut kearifan lokal. Padahal lokal ini juga mencurigakan, karena yang disebut lokal itu apa, lokal itu kan seolah-olah apa yang dilakukan orang sunda tidak bisa dilakukan orang Irlandia, padahal itu sebenarnya universal," ungkap Cak Nun.

Bahkan, Cak Nun memahami sebenarnya setiap kearifan lokal itu berlaku universal, karena itu sebenarnya dari otentitasnya sebagai manusia tidak dari budayanya.

Baca Juga: Saran Dialog Empat Mata Jokowi dengan HRS Ditolak, Cak Nun Sebut Syarat Perang Ahzab

Baca Juga: Rocky Gerung Tanggapi Abu Janda Dipanggil Polisi: Tidak Boleh Ada Orang yang Kebal Hukum

Baca Juga: Situasi Memuncak! Cak Nun Serukan Wirid Ini 9 Kali Sehabis Solat, Biar Tentram dan Aman

"Kearifan lokal itu juga tolong dipelajari kembali lah, kita jangan mudah ngomong, menyebut kata-kata kuncinya yang tidak kita tahu," katanya.

Bahkan, pihaknya tidak terlalu ambil pusing atau mempermasalahkan dengan apa yang dilontarkan Abu Janda terhadap Tengku Zulkarnaen tentang yang arogan di Indonesia itu Islam sebagai agama pendatang dari Arab.

"Saya tidak mempersoalkan ini melanggar hukum atau tidak karena itu ada ranahnya sendiri. Saya juga tidak mempersoalkan ini menghina atau tidak, monggo (silahkan) tapi pokoknya saya mengurusi, apa yang Anda maksud kearifan lokal itu," tegasnya.

Baca Juga: Abu Janda Diperiksa Polisi Hari Ini, Rocky Gerung : Buzzer Nggak Ngerti Konstelasi Elite Sudah Berubah

Sebab, kata Cak Nun, misalnya bahwa orang tua menyayangi anaknya terus digendong dibedong waktu bayi itu adalah kearifan lokal. Kemudian, seorang anak mencium telapak tangan ibunya juga adalah kearifan lokal.

"Padahal itukan universal. Jadi apa yang disebut kearifan lokal, nah makanya saya kira, kalimat itu sebenarnya salah aransemen, mungkin yang dimaksud (Abu Janda tentang kearifan lokal) itu, suatu yang spesifik tapi dia gebyah uyah, sehingga akhirnya menyakiti sangat banyak orang," tandasnya.

Terkait dengan itu, maka jika sudah urusannya menyakiti banyak orang, maka orang yang berbuat atau mengucapkannya harus menanggung akibatnya.

Baca Juga: Rocky Gerung Tak Setuju Abu Janda Dipenjara, Ini Alasannya

"Apakah akibat itu sekedar risiko sosial atau hukum negara monggo, saya persilahkan anda semua. Jadi kita harus kembali mempelajari apa yang disebut agama, islam," katanya.

Bahkan, Cak Nun juga menjelaskan selama ini seluruh dunia memahami agama sebagai sebuah penemuan sosial.

"kan ada agama jawa, sunda wiwitan, ada agama macam-macam itukan, bukan bikinan tuhan tapi bikinan manusia, tidak berarti jelek. Itu baik tapi maqamnya atau kepastian hakikinya dia bukan bikinan tuhan, karena harus ada metodologi untuk memverifikasi ini ayat tuhan atau bukan, ini firman tuhan atau bukan," ungkapnya.

Baca Juga: Abu Janda Diperiksa Bareskrim Polri soal Cuitan Islam Arogan Besok, 1 Februari 2021

Maka dari itu, lanjut Cak Nun, dalam menghadapi persoalan ini, secara nasional saat ini harus sudah dimulai untuk berhati-hati dalam berbicara.

Bahkan, menurutnya banyak orang dalam mengucapkan 10 kata yang mungkin 9 diantaranya tidak bisa dipertanggungjawabkan, baik secara epistemologis, harfiah, maknawiyah, bahkan secara historis.

"Jadi saya tidak mengecam siapa-siapa, tapi mbok sekarang kita lebih hati-hati ngomong, lebih waspada, karena anda ini sudah dikepung covid itu. Saya kira pelajaran nomor satu adalah kewaspadaan," tuturnya.

Sekedar diketahui, Abu Janda dilaporkan ke Bareskrim Polri dan hari ini dijadwalkan menjalani pemeriksaan sebagai saksi terlapor atas kasus dugaan ujaran kebenciaan karena cuitannya.

Berikut cuitan Abu Janda dalam akun @permadiaktivis1 : "Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam, sebagai agama pendatang dari Arab, kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampe kebaya diharamkan dengan alasan aurat."***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: YouTube CakNun.com

Tags

Terkini

Terpopuler