Ganjil Genap Puncak Okupansi Hotel dan Restoran Capai 50 Persen

- 7 September 2021, 20:37 WIB
Okupansi Hotel Anjlok, PHRI Minta Keringanan Pajak kepada Bima Arya Melalui Surat
Okupansi Hotel Anjlok, PHRI Minta Keringanan Pajak kepada Bima Arya Melalui Surat /Hotel Salak/Instagram @hotelsalak

ISU BOGOR - Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor telah menggelar pekan pertama uji coba ganjil genap kendaraan yang menuju kawasan Puncak pada akhir pekan kemarin. Tingkat hunian hotel dan restoran capai 50%.

Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor Boboy Ruswanto mengatakan kunjungan wisatawan di kawasan Puncak pada akhir pekan kemarin membaik dari okupansi mencapai 50 persen.

"Sejauh ini tingkat kunjungan masih cukup bagus 50% weekend kemarin ketika berlaku ganjil genap walaupun hanya lama tinggalnya 1 hari," kata Boboy, Selasa 7 September 2021.

Baca Juga: Raffi Ahmad Ngaku Selalu Panggil Sayang pada Pasangan, Nagita Slavina: Biar Gampang ke Semua 

Dibanding masa PPKM 4, lanjut Boboy menurun diangka 10% dan kini wisatawan ke Puncak mulai naik diangka 50%. Pun Boboy, menilai peningkatan persentase itu belum maksimal dibanding sebalum masa pandemi diangka lebih dari 100%.

Boboy menilai, rekayasa uji coba ganjil genap tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kepadatan lalu lintas di kawasan Puncak.

Kata dia, pada dasarnya PHRI akan selalu mendukung kebijakan pemerintah selama tidak berpengaruh langsung terhadap kunjungan wisatawan dan pemulihan sektor ekonomi.

Baca Juga: Nagita Slavina Blak-blakan Suka Raffi Ahmad karena Cuek: Aku Juga Dulu Gitu 

"Posisi kami akan selalu mendukung kebijakan pemerintah asalkan kebijakannya tidak berpengaruh pada pemulihan sektor usaha pariwisata," ungkapnya. 

Hal senada juga dikatakan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Puncak Teguh Mulyana yang mengaku uji coba ganjil genap tidak berpengaruh terhadap kepadatan lalu lintas di Jalur Puncak.

"Kendaraan roda empat atau dua tetap ramai apalagi pas hari Sabtu dan Minggu," ucap Teguh.

Baca Juga: Iran Siap Gempur Teroris di Irak Utara 

Teguh menambahkan, pihaknya selaku kelompok para pelaku usaha atau pedagang di kawasan wisata Puncak tetap mendukung kebijakan yang dibuat pemerintah. Tetapi, jika kebijakan itu justru memperparah keadaan akan segera disampaikan.

"Kami hanya mengikuti aja peraturan. Kalau sukses dilanjutkan, kalau malah memperparah nanti akan disampaikan kepada yang membuat peraturan."

"Tiga tahun yang lalu sempat ada solusi dari Kementrian Perhubungan dengan metode 2-1 di Jalan Raya Puncak. Setelah dipraktekkan ternyata malah semakin macet dan akhirnya dihentikan," bebernya.

Baca Juga: Jin BTS ternyata Siswa yang paling Menonjol dalam Berlatih Vokal, Begini Kata Mantan Pelatih Vokalnya

Menurutnya, solusi terbaik hingga sekarang untuk mengatasi kepadatan adalah oneway. Sampai nantinya ada inovasi atau kebijakan lebih besar yang bisa mengatasi persoalan kepadatan di Jalur Puncak.

"Jalur Puncak harus selalu ada inovasi untuk yang lebih baik. Oneway atau satu jalur adalah yang masih solusi terbaik."

"Kalau ganjil genap menjadi salah satu solusi lebih baik mungkin yang terbaik, tapi kalau jadi masalah mungkin harus dievaluasi," tutup Teguh.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x