Ganjil Genap di Kota Bogor Berhasil Turunkan Kasus Positif Corona ? Ini Penjelasan Bima Arya

- 14 Februari 2021, 19:14 WIB
Seorang petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor sedang mengarahkan kendaraan berplat ganjil di masa pemberlakuan kebijakan ganjil genap yang diklaim berhasil menurunkan angka kasus positif Covid-19 di Kota Bogor, Minggu 14 Februari 2021.*
Seorang petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor sedang mengarahkan kendaraan berplat ganjil di masa pemberlakuan kebijakan ganjil genap yang diklaim berhasil menurunkan angka kasus positif Covid-19 di Kota Bogor, Minggu 14 Februari 2021.* /Dok Prokompim Kota Bogor

ISU BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya mengklaim kebijakan ganjil genap yang diberlakukan di Kota Bogor selama dua pekan terakhir berhasil menurunkan angka kasus positif Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Bima Arya saat meninjau hari terakhir penerapan ganjil genap di Gerbang Tol Exit Baranangsiang, Kota Bogor, Minggu 14 Februari 2021.

Menurut Bima Arya, penurunan mobilitas warga cukup signifikan. Bahkan, tren kasus positif harian juga cenderung menurun. Lantas, apakah kebijakan ganjil genap di Kota Bogor ini akan dilanjutkan?

Baca Juga: Malam Ini Ganjil Genap di Kota Bogor Berakhir, Bima Arya : Kita Kaji Bersama

Data yang dihimpun Pemerintah Kota Bogor dari Jasa Marga menunjukan telah terjadi penurunan mobilitas kendaraan di dua gerbang tol akses menuju Kota Bogor (Baranangsiang dan Sentul Barat) pada pelaksanaan pekan kedua kebijakan ganjil genap.

Pada saat perayaan Imlek, Jumat 12 Februari 2021, total yang melintas tercatat 40.124 kendaraan atau menurun 20.6 persen (10.417 kendaraan) dibanding data Jumat pekan sebelumnya.

Sementara pada Sabtu 13 Februari 2021 tercatat ada 45.459 kendaraan yang melintas atau terjadi penurunan 2,8 persen (1.314 kendaraan) dibanding Sabtu pekan sebelumnya.

Baca Juga: Moge Lolos Ganjil Genap Bogor, Bima Arya: Petugas di Lapangan Jangan Ragu, Tindak Tegas!

Meski data Sabtu kemarin hanya menunjukan penurunan 2,8 persen, tapi jika dilihat dari rata-rata kendaraan yang masuk setiap hari Sabtu sepanjang Januari 2021 (2, 9, 16, 23 dan 30 Januari) sebelum ganjil genap adalah 54.588.

Atau terdapat penurunan sekitar 9.129 kendaraan. Terlebih Sabtu pekan kemarin sudah diberlakukan ganjil genap.

Wali Kota Bogor Bima Arya saat meninjau hari terakhir pemberlakuan kebijakan ganjil genap kendaraan di gerbang keluar tol Baranangsiang, Kota Bogor, Minggu 14 Februari 2021.
Wali Kota Bogor Bima Arya saat meninjau hari terakhir pemberlakuan kebijakan ganjil genap kendaraan di gerbang keluar tol Baranangsiang, Kota Bogor, Minggu 14 Februari 2021. Dok Prokompim Kota Bogor

“Berdasarkan laporan di lapangan, hari ini (Minggu, 14 Februari 2021) lebih landai lagi dibandingkan kemarin. Ini istimewa mengingat long weekend," katanya.

Baca Juga: Ini Kronologi Rombongan Moge yang Terobos Ganjil Genap di Kota Bogor hingga Akhirnya Ditangkap Polisi

Jadi, lanjut dia, pihaknya sudah mempelajari data-datanya yang masuk Bogor dari exit tol Baranangsiang dan Sentul Selatan.

Menurutnya, terjadi pengurangan yang cukup signifikan dan di dalam Kota Bogor juga selama dua minggu ini tidak ada kemacetan, tidak ada penumpukan.

"Artinya dari segi mobilitas, kebijakan ganjil genap ini berhasil, pengurangan mobilitas ini berhasil,” ungkap Bima Arya.

Baca Juga: Ini Kata Bima Arya Terkait Moge Lolos Ganjil Genap di Kota Bogor

Bima menjelaskan, penurunan mobilitas warga juga cukup berdampak pada penurunan jumlah kasus harian Covid-19 di Kota Bogor.

“Tanggal 6 Februari kasusnya rekor ya, 187 (kasus positif per hari). 14 Februari ini kasus positifnya 109. Jadi, kita lihat ada angka yang terus menurun dari minggu lalu," katanya.

Namun demikian, pihaknya masih akan pelajari besok dan beberapa hari ke depan.

"Tetapi trennya sudah terlihat, ada indikasi yang sangat kuat tren itu menurun,” jelas Bima.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Jadi Korban Ganjil Genap di Kota Bogor

Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor menunjukan bahwa kasus harian Covid-19 menurun 41,7 persen.

Tren tersebut terlihat dari angka terkonfirmasi positif setiap harinya dari 6 Februari-14 Februari 2021 dengan rincian 187, 178, 175, 174, 165, 150, 129, 128 dan hari ini 109.

Bima menyatakan, penurunan kasus ini mungkin saja selain karena ganjil genap juga karena penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro di tingkat RT/RW.

Baca Juga: Ini Beda Ganjil Genap di Kota Bogor dengan Jakarta, Polisi Sebut Tidak Ada Tilang

“Makanya kita lihat juga data-data di wilayah itu. Jadi titik-titik yang diperketat itu apakah memang berkurang jumlah positifnya dari titik-titik itu," katanya.

Sehingga, lanjut dia, harus dianalisis lagi. Ia menduga berkurangnya ini karena dua hal tadi ya. Karena di satu sisi digempur lewat ganjil genap, di sisi lain wilayah diperkuat dari PPKM.

Lantas, apakah kebijakan ganjil genap ini akan dilanjutkan?

Bima Arya menyebut akan melihat tiga faktor sebelum memutuskan berlanjut atau tidaknya ganjil genap di Kota Bogor.

“Faktor pertama adalah dari dimensi mengurangi mobilitas warga tadi, bisa dikatakan berhasil. Warga Bogor dan warga luar Bogor berkurang berkendara," ungkapnya.

Selanjutnya, faktor kedua dari aspek kesehatan ada indikasi kuat. Bima tidak mau mengatakan ini berhasil karena masih melihat beberapa hari ke depan.

"Tapi indikasi kuat terjadi tren penurunan kasus Covid-19 dari 187 ke 109 itu turun signifikan,” terangnya.

“Tapi ada satu faktor lagi yang harus kita hitung untuk memutuskan apakah ini berlanjut atau tidak, yaitu dimensi ekonomi," katanya.

Kemudian, Bima Arya juga akan lihat data hotel, restoran, toko-toko, UMKM, pasar, dan lain sebagainya.

"Karena prinsip kita kan mencari titik temu antara dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi," ungkapnya.

Namun apakah kebijakan yang diambil setiap akhir pekan secara permanen merugikan secara ekonomi atau tidak, kata Bima, itu baru akan dihitung beberapa hari ke depan.

Atau mungkin, lanjut dia, tanpa ganjil genap pun kondisi perekonomian tidak jauh berbeda. “Jadi perlu hati-hati melihat data.

Prinsip kita adalah analisis secara holistik, harus komprehensif.

"Jadi Senin, Selasa kita akan dialog dengan PHRI, teman-teman mal dan lain sebagainya untuk meminta masukan datanya,” pungkas Bima.

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x