Viral Fenomena Awan Lenticular di 7 Gunung di Jawa, Ada Tanda Bahaya di Balik Keindahannya

- 7 November 2020, 08:24 WIB
Awan Lenticular di Gunung Lawu, Kamis 5 November 2020.*
Awan Lenticular di Gunung Lawu, Kamis 5 November 2020.* /Instagram @gunungindonesia

Hambatan pegunungan terhadap terhadap arus angin yang datang secara horizontal kemudian menyebabkan defleksi yang membentuk gelombang gunung yang terjadi di belakang gunung (Leeward side). Seperti terlihat pada gambar berikut.

Mekanisme terbentuknya awan Lenticularis dan gelombang gunung.

Gelombang gunung berasosiasi dengan terbentuknya turbulensi atau golakan udara, arus udara vertikal yang kuat serta pembentukan es. Gelombang gunung tersebut terbentuk jika terdapat kondisi sebagai berikut:

Arah angin berkisar 30 derajat terhadap pada garis tegak lurus terhadap punggung gunung. Kecepatan angin mencapai 15 knot dan akan meningkat terhadap ketinggian.

Baca Juga: Gadis 19 Tahun Dibunuh Sahabat di Depan Ibunya yang Lumpuh, Rambut di Genggaman Korban Jadi Bukti

Baca Juga: Heboh Netizen Ramai-Ramai Pamer PS5, Ternyata Cuma Pakai Filter di Instagram, Begini Caranya !

Lapisan udara stabil terdapat di puncak gunung dengan udara tidak stabil pada bagian punggung gunung.

Kombinasi arus vertikal yang kuat dan gesekan terhadap permukaan ini dapat menyebabkan terbentuknya rotor di bawah gelombang gunung. Rotor inilah yang menyebabkan terjadinya turbulensi hebat.

Rotor atau juga gulungan awan merupakan indikasi terbentuknya turbulensi hebat dekat permukaan bumi di mana angin permukaan dengan arah dan juga kecepatan yang sangat bervariasi.

Adapun pada lapisan atas gelombang gunung akan terbentuk "breaking wave" yang sama juga bahayanya bagi aktivitas penerbangan. Rotor dan breaking wave ini dapat terbentuk hingga puluhan kilometer dari awan Lenticularis di puncak gunung.

Halaman:

Editor: Yudhi Maulana Aditama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah