Ahrens, seorang pakar Klimatologii dan Geofisika, dalam bukunya Essential of Meteorology menggolongkan awan lenticularis sebagai subklas awan khusus.
Hal ini karena memang bentuk awan Lentikularis atau awan topi ini yang unik dan juga ketinggian terbentuknya dapat berada pada level awan rendah, awan menengah dan awan tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka awan Lenticularis dibedakan menjadi tiga jenis, pertama Stratocumulus standing Lenticular (SCSL), merupakan awan Lenticularis yang terbentuk pada ketinggian kurang dari 2.000 meter.
Kedua, Altocumulus standing Lenticular (ACSL), jika awan Lenticularis tersebut terbentuk pada ketinggiannya antara 2.000 - 7.000 meter.
Dan ketiga Cirrocumulus standing Lenticular (CCSL), adalah awan Lenticularis yang berada pada ketinggian di atas 7.000 meter.
Sesungguhnya dibalik keindahan awan Lenticularis, terdapat bahaya tersembunyi. Kemunculan awan Lenticularis ini merupakan pertanda keberadaan gelombang gunung.
Gelombang gunung ini akan dapat menyebabkan terbentuknya turbulensi yang berbahaya bagi penerbangan. Akan kita bahas di bagian selanjutnya.
Walaupun awan-awan Lenticularis ini lebih sering terlihat di pegunungan, pada beberapa kejadian langka, awan-awan Lenticularis juga muncul di dataran yang datar/rendah.
Menurut para ahli meteorologi, pembentukan awan Lenticularis pada daerah tersebut bukanlah hasil dari efek gelombang gunung, tetapi lebih dari kecepatan angin yang berfluktuasi karena adanya front di atmosfer.