"Bisa dilihat seberapa besar dampak (boikot 2015 silam), persentase ekspor Prancis ke negara Timur Tengah sangat kecil," kata Kepala Ekonom Eropa Andrew Kenningham di Capital Economics sebagaimana dikutip dari The National.
Jadi, lanjut dia, jika dengan gerakan boikot produk prancis yang terjadi saat ini di media sosial dampak terhadap ekonomi Prancis tidak akan terlalu besar.
Baca Juga: Hacker Serang Puluhan Situs Komersial Prancis, Buntut Presiden Macron Bela Penghina Islam
"Apalagi kondisi sekarang (pandemi Covid-19), mengingat segala sesuatu yang terjadi,” kata Andrew Kenningham.
Sekadar diketahui, beredar foto yang menunjukkan rak supermarket kosong dari produk Prancis di Kota Kuwait.
Itu disebagai benetuk protes atas kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai nabinya umat Islam diterbitkan berulangkali oleh media Prancis, Charlie Hebdo.
Bahkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara tegas menyerukan untuk memboikot segala barang-barang yang dihasilkan Prancis pada Senin 25 Oktober 2020.
Baca Juga: Terkait Berita Hoax Pensiun dari Timnas Prancis dan Islam, Klub Manchester United Dukung Pogba
Sikap ini sebagai bentuk protes atas pernyataan dan kebijakan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang terang-terangan 'menyerang Islam' dengan dalih kebebasan berbicara/berpendapat.