Network
ISU BOGOR - Syekh Muhammad Adnan Al Afyoun, Mufti Muslim Sunni Damaskus, Suriah yang dekat dengan Presiden Bashar al-Assad, meninggal pada Kamis, 22 Oktober 2020, ketika mobilnya menjadi sasaran bahan peledak di pedesaan dekat Damaskus.
Dikutip IsuBogor.com dari Reuters, ratusan pelayat termasuk menteri urusan agama Suriah menghadiri pemakaman di Damaskus pada hari Jumat untuk ulama Muslim negara bagian itu, yang tewas dalam pemboman di dekat ibu kota.
Afiouni memainkan peran besar dalam apa yang pemerintah gambarkan sebagai upaya rekonsiliasi dengan kelompok bersenjata yang menguasai beberapa pinggiran kota Damaskus selama perang saudara selama sembilan tahun di negara itu, tetapi kemudian dipukul mundur oleh pasukan pemerintah.
Baca Juga: Cuti Maulid Nabi Muhammad SAW, Operasional Mobil Barang Tol Jakarta-Cipali Dibatasi, Ini Jadwalnya
Dia adalah seorang sarjana konservatif terkemuka yang berkhotbah melawan radikalisme Sunni dan Ikhwanul Muslimin, yang mengangkat senjata melawan ayah presiden saat ini, Hafez al-Assad.
“Dia membantu mengkonsolidasikan cengkeraman (keluarga Assad) pada kekuasaan selama perang melawan Ikhwanul Muslimin dan kemudian tren Salafi,” kata Waeil Olwan, seorang ilmuwan politik dan sarjana di lembaga pemikir al Jusoor yang berbasis di Istanbul yang berfokus pada studi Suriah .
Ulama berusia 66 tahun itu menggambarkan pemberontakan Suriah sebagai salah satu "kehancuran, kekacauan dan terorisme," tambah Alwan.
Menteri Wakaf Suriah Mohammed Abdul Sattar al-Sayed termasuk di antara ratusan jemaah yang berkumpul di Masjid kuno Ummayad di ibu kota Suriah untuk pemakaman Afiouni.
Gambar dari pemakaman menunjukkan menteri bertopeng memberikan belasungkawa kepada putra Sheikh Afiouni, bersama putra ulama lain yang terbunuh, Mohammed al-Buti, imam masjid Ummayad yang ditunjuk pemerintah yang meninggal dalam pemboman tahun 2013.
