Sebelumnya, Bapanas telah memprediksi defisit beras pada Januari-Februari 2024. Defisit ini dipicu oleh penurunan produksi padi akibat dampak El Nino.
"Importasi ini merupakan alternatif pahit, tapi harus kita lakukan. Kita sama-sama ketahui kondisi produksi padi nasional menurun akibat dampak climate change dan El Nino. Dampaknya kita rasakan beberapa bulan setelahnya, sehingga awal 2024 ini terjadi defisit bulanan neraca beras,” kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, belum lama ini.
Meskipun impor dilakukan, Bapanas tetap berkomitmen untuk memprioritaskan penyerapan produksi beras dalam negeri. Arief optimis bahwa momentum panen raya mendatang dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.
"Di 2024 ini, Badan Pangan Nasional bersama Bulog senantiasa berkomitmen untuk memprioritaskan menyerap produksi dalam negeri. Karena itu, momentum panen raya mendatang harus betul-betul dioptimalkan," ujarnya.***