Hasil pantauan menunjukkan bahwa stok beras aman, meskipun harga beras medium saat ini naik menjadi Rp 16 ribu per liter dari harga normal Rp 13 ribu.
Kenaikan harga beras terjadi selama tiga bulan terakhir secara bertahap akibat faktor cuaca dan telat panen (El nino).
Untuk mengendalikan harga beras di pasaran, agar tidak ada lonjakan drastis dan ketersediaan tetap terjaga, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga rutin melakukan operasi pasar, yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (Dinkukmdagin) Kota Bogor bekerjasama dengan Bulog.
Diantaranya operasi pasar yang sudah dilaksanakan di Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah.
"Jadi kita alokasikan beras. Kita minta khusus ke Kepala Bulog akan dilakukan operasi pasar untuk lebih membantu para konsumen mendapatkan harga lebih terjangkau, terutama di pasar tradisional," kata Bima Arya.
Di Yogya Bogor Junction, stok beras sempat kosong selama beberapa hari, namun saat ini sudah kembali tersedia dengan dua merek, yaitu Anak Raja dan Topi Koki.
Regional Manager Yogya area Bogor Jakarta, Endang Yudi, mengatakan bahwa 30 ton beras Bulog telah dipesan dan 10 ton di antaranya akan tiba pekan ini.
Harga beras premium saat ini mengikuti HET (Harga Eceran Tertinggi) pemerintah yaitu Rp 13.900 per kilogram.
Pembelian beras di mal dibatasi 1 kemasan 5 kilogram per konsumen untuk mencegah adanya trader dan memastikan ketersediaan bagi end user.
Lia, warga Kelurahan Katulampa, berharap ketersediaan beras kembali normal dan harga bisa kembali turun.***