WHO : Membuka Ekonomi Tanpa Protokol Kesehatan Sama Halnya Bencana

- 1 September 2020, 09:43 WIB
Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus*
Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus* /Pikiran-rakyat.com/Reuters



ISU BOGOR - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pembukaan ekonomi tanpa memperhatikan protokol kesehatan adalah sebuah bencana. WHO pun mendesak semua negara di dunia untuk terus menerapkan protokol kesehatan dalam mengendalikan penyebaran virus corona (Covid-19)

“Semakin banyak negara yang mengendalikan virus, semakin mereka bisa terbuka. Membuka diri (ekonomi) tanpa kontrol adalah bencana," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Senin 31 Agustus 2020.

WHO meminta dunia mau mengendalikam penyebaran virus dengan membatasi pertemuan publik dan melindungi kelompok yang rentan di tengah upaya membuka kembali bisnis dan layanan.

Baca Juga: Sehari Bertambah 80.092 Kasus Baru Positif Covid-19, India Catatkan Rekor Dunia

"Tidak ada negara yang bisa berpura-pura pandemi telah berakhir."

Tedros menguraikan empat hal penting yang harus menjadi fokus semua negara dalam mengendalikan virus. Menurutnya, negara-negara harus mencegah pertemuan publik yang melibatkan banyak seperti di stadion, klub malam, dan tempat ibadah. Ia menambahkan bahwa negara dan masyarakat dapat menemukan cara kreatif untuk bersosialisasi.

Dia mengatakan negara harus mencegah kematian dengan melindungi orang yang rentan, termasuk orang tua, warga yang memiliki penyakit dan pekerja sektor tertentu. "Ini akan membantu menyelamatkan nyawa dan meringankan beban sistem kesehatan negara," katanya.

Baca Juga: Trump dan Biden Adu Mulut Terkait Insiden Kebrutalan di Portland

Tedros mengatakan masyarakat harus memainkan perannya dengan memakai masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan. Dia menambahkan bahwa pemerintah dapat menghindari perintah tinggal di rumah dengan menerapkan pengujian, pelacakan kontak, dan isolasi.

“Jika negara serius untuk membuka diri, mereka harus serius menekan penularan dan menyelamatkan nyawa,” katanya. “Ini mungkin tampak seperti keseimbangan yang mustahil, tetapi sebenarnya tidak. Itu bisa dilakukan"

Tedros menambahkan bahwa WHO baru-baru ini menerbitkan panduan bagi hotel, kapal kargo, dan kapal penangkap ikan dapat dengan aman melanjutkan operasinya. Panduan ini sebagai bagian komitmen WHO mendukung setiap sektor membuka kembali ekonomi dengan aman.

Baca Juga: Seorang Pria Tewas Ditembak saat Pendukung Donald Trump dan Black Live Matter Bentrok di Portland

Pejabat WHO mengatakan apa yang disebut normal baru akan mencakup setidaknya beberapa langkah mitigasi, seperti jarak sosial dan pemakaian masker. Organisasi tersebut sebelumnya mengatakan bahwa tindakan seperti itu kemungkinan besar perlu diikuti di banyak negara, bahkan setelah vaksin ada di pasar.

Lusinan produsen vaksin telah melakukan uji coba untuk menghasilkan kandidat vaksin corona. Menurut WHO, para produsen itu telah memulai uji coba fase tiga. Komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Stephen Hahn, pada akhir pekan mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat vaksin sebelum uji klinis fase tiga selesai sepenuhnya.

Tetapi Kepala ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan, Senin memperingatkan bahwa otorisasi vaksin terlalu dini dapat menciptakan berbagai masalah. “Risiko menyetujui vaksin terlalu dini adalah akan sangat sulit untuk melanjutkan uji klinis acak,” katanya.

Baca Juga: WHO Memperingatkan, Anak-Anak Berperan Sebarkan Covid-19

Kedua, memperkenalkan vaksin yang belum dipelajari secara memadai berisiko dan mungkin kemanjurannya rendah, sehingga tidak menjadi solusi mengakhiri pandemi.

Dia menambahkan bahwa penggunaan darurat vaksin harus dilakukan dengan sangat serius, karena dapat menyebabkan efek samping yang merugikan. Dia menambahkan bahwa keputusan harus dibuat dengan menggunakan data keamanan dan kemanjuran sebanyak mungkin.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr. Mike Ryan mengatakan bahwa mengumpulkan dan memantau data dalam jumlah besar sangat penting ketika sejumlah negara mulai mendistribusikan vaksin ke warganya.

Baca Juga: Jacob Blake Ditembak 7 Kali oleh Polisi Dipicu Balas Dendam

Awal bulan ini, Rusia mengumumkan mengesahkan vaksin yang disebut Sputnik V, yang merujuk satelit pertama di dunia, diluncurkan pada 1957, sebelum data fase tiga tersedia. Para profesional medis di seluruh dunia mengkritik langkah tersebut, dan meragukan keamanan vaksin itu.***

Editor: Chris Dale

Sumber: REUTERS WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x