“Kami tidak percaya bisa keluar dari semua ini dalam kondisi hidup. Orang-orang berdarah, tergeletak di tanah, berlari di jalanan. Itu seperti mimpi buruk,” kata Assi yang bekerja sebagai koki di Beirut, kepada Reuters.
Pada Rabu 5 Agustus 2020, polisi mengumumkan sejumlah pejabat pelabuhan Beirut berada di bawah tahanan rumah dan menunggu penyelidikan atas ledakan pada Selasa (4/8) malam. Dewan Pertahanan Agung mendesak agar orang-orang yang bertanggung jawab menanggung hukuman maksimum.
Baca Juga: Kucing Tertangkap Basah Selundupkan Heroin di Lapas, Esoknya Hewan Rumahan itu Kabur
Di pihak lain, Amnesti Internasional dan Human Rights Watch (HRW) menyerukan investigasi independen atas ledakan itu. Dalam pernyataannya, HRW menyatakan keprihatinan serius terhadap kemampuan peradilan Lebanon untuk melakukan investigasi yang kredibel dan transparan sendiri.***