Butuh 1.600 Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Kang Emil Siap Dijadikan Kelinci Percobaan

- 3 Agustus 2020, 20:24 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil Sumber Humas Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil Sumber Humas Jabar /

ISU BOGOR - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil mengaku bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar siap menjadi 'kelinci percobaan' dalam uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac asal China.

"Kami para pimpinan sedang merumuskan, jika tidak ada halangan dari unsur kesehatan pribadi, maka saya dan Forkopimda akan menjadi relawan untuk pengetesan vaksin (Covid-19)," ucap Kang Emil dalam konferensi pers di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, dikutip IsuBogor.comd dari Pikiran-Rakyat.com, Senin 03 Agustus 2020.

Dalam uji klinis ini, pihaknya membutuhkan 1.600 orang relawan, namun hingga saat ini yang bersedia dan telah mendaftar dilaporkan mencapai 500 orang. Maka dari itu, pihaknya terus mengajak masyarakat yang memiliki kriteria berusia 20 hingga 59 tahun untuk ikut serta menjadi relawan uji klinis vaksin Covid-19.

Baca Juga: Kasus Meninggal Terkait Covid-19 di Kota Bogor Tembus 101 Orang, Pemkot Perkenalkan Kategori Baru

"Untuk (relawan) vaksin sudah ada pendaftar, sekitar 500-an orang, kita butuh 1.100 lagi. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada mereka yang usianya sesuai kriteria dan mau, untuk menjadi relawan," tuturnya.

Adapun proses uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac fase 3 ini akan berjalan selama enam bulan atau hingga akhir 2020. Jika berjalan lancar, rencananya vaksin Sinovac akan mendapat izin edar dan diproduksi massal di awal 2021.

Sebelumnya ia beralasan ikut mendaftar dan mau menjadi bagian dari relawan uji klinis vaksin asal China ini adalah sebagai bentuk teladan sekaligus meyakinkan masyarakat bahwa uji vaksin oleh pemerintah melalui BUMN PT Bio Farma akan berjalan dengan lancar.

Baca Juga: Ada Klaster Keluarga dan Perkantoran, Besok Pemkot Bogor Terapkan Pembatasan WFO ASN

"Kalau pimpinannya juga melakukan (jadi relawan vaksin Covid-19), Insyaallah rakyatnya juga akan meyakini proses (uji klinis) vaksin ini berjalan dengan lancar," tambah Kang Emil.

Sambil menunggu tahapan uji klinis tersebut, Kang Emil meminta masyarakat untuk terus mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun demi memutus rantai penularan Covid-19.

"Perjalanan (mengatasi pandemi) masih panjang karena pengetesan vaksin ini akan berlangsung sampai akhir tahun. Sambil menunggu enam bulan itu tiba, maka pengetesan dan kedisiplinan memakai masker adalah cara untuk mengurangi persebaran (COVID-19)," katanya.

Baca Juga: Agustusan di Masa Pandemi, Bima Arya: FMP Konteks Relevan Perang Melawan Covid-19

Terkait penerapan sanksi bagi warga Jabar yang tidak menggunakan masker di ruang publik, Kang Emil berujar, denda akan mulai diberlakukan minggu ini. Dirinya mengatakan bahwa sebelum denda diterapkan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan membagikan masker.

"Satu minggu terakhir sudah (pendisiplinan lebih dulu lewat) peneguran juga pemberian masker. Maka minggu ini pendendaan sudah akan dimulai dan akan dilakukan oleh Satpol PP dibantu Kepolisian dan TNI," ujarnya.

Dalam konferensi pers tersebut, Kang Emil juga menyampaikan kabar baik bahwa tingkat kesembuhan di Jabar terus meningkat, bahkan melebihi angka positif aktif.

Baca Juga: Pagi Ini, Bus Bantuan di Stasiun Bogor Berbayar Rp15 Ribu

Tercatat hingga Senin 3 Agustus 2020 pukul 08.41 WIB, sudah 3.992 orang dinyatakan sembuh, sementara jumlah positif aktif yaitu 2.435 orang. Jumlah kesembuhan di salah satu institusi pendidikan kenegaraan di Kota Bandung pun sudah mencapai lebih dari 1.000 orang dari total kasus positif sebanyak 1.200 orang.

"Angka kesembuhan sekarang lebih tinggi dibanding yang (kasus) positif aktif. Yang sembuh 3.992 (orang), sementara yang aktif 2.435 (orang). Ini untuk menyemangati bahwa jumlah yang sembuh di Jawa Barat sudah jauh lebih tinggi dibanding yang sakit," tutur Kang Emil.

Tak hanya itu, terkait angka reproduksi efektif (Rt) COVID-19 di Jabar, ia juga menjelaskan trendnya kembali meningkat di angka 1,05 selama seminggu terakhir. Hal itu, lanjut Kang Emil, merujuk pengetesan masif yang terus dilakukan Gugus Tugas Jabar. Meski begitu, pihaknya berupaya menekan angka Rt hingga di bawah satu.

Baca Juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu 'Waktu yang Salah' Fiersa Besari

Menyoal uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR), Kang Emil menjelaskan, sudah lebih dari 160 ribu pengetesan metode PCR dilakukan di Jabar, termasuk di beberapa institusi pendidikan kenegaraan.

"Total swab test kita ini terbanyak di luar DKI Jakarta. Gabungan antara tes yang dilakukan Gugus Tugas (Jabar) dan TNI yaitu sekitar 160 ribuan. Jadi kalau diperbandingkan terhadap provinsi-provinsi lain, maka pengetesan swab Jawa Barat adalah terbanyak dari seluruh provinsi," ujar Kang Emil.

Kang Emil menambahkan bahwa pihaknya saat ini fokus pada pengetesan agresif di perkantoran-perkantoran setelah ditemukan sejumlah kasus positif Covid-19.

Baca Juga: Kemarau Suhu di Gunung Jauh Lebih Dingin Dibanding Musim Hujan, Ini Penjelasan Ilmiahnya

"Kita terus melakukan aggressive testing, khususnya di perkantoran pemerintahan. Perintah agresivitas tes inilah yang menemukan keterpaparan kasus di banyak tempat, ada di Gedung Sate, ada di DPRD, ada di Kejaksaan," tutur Kang Emil.

Gugus Tugas Jabar pun merekomendasikan kepada instansi perkantoran untuk menerapkan work from home (WFH). Menurut Kang Emil, keterpaparan di perkantoran terjadi karena kurangnya ventilasi di ruangan, termasuk ruangan ber-AC, sehingga menjadi area yang mudah ditulari Covid-19.

"Work from home menjadi rekomendasi kami. Karena dari kasus di perkantoran, mengindikasikan agar kantor-kantor rajin membuka jendela," kata Kang Emil.

Baca Juga: 2020, Lombok Trending ke-6 dan Bali Jadi Salah Satu Destinasi Terbaik Dunia

Kasus keterpaparan di perkantoran, lanjut Kang Emil, menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih meningkatkan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Berita ini telah tayang di Pikran-Rakyat.com dengan judul artikel "Gubernur dan Forkopimda Jabar Siap Ikut Serta Jadi Relawan Vaksin Covid-19" pada Senin 3 Agustus 2020.

Pasalnya, menurut Kang Emil, keterpaparan di perkantoran belum tentu murni terjadi di perkantoran (penularan internal), namun bisa disebabkan oleh perilaku karyawan yang tidak terkontrol saat berkegiatan di luar kantor (eksternal).

Baca Juga: Soal Swab dan Rapid Test Jadi Lahan Bisnis, Dokter Tirta Mendadak Setuju Pendapat Jerinx SID

"Belum tentu Covid-19 itu ada di kantornya, (penularan) ini bisa saja karena perilaku dari karyawan atau staf yang sepulang kantor melakukan kegiatan yang tidak terkontrol (di luar kantor)," ujar Kang Emil.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah