Heboh! Hacker Klaim Curi 1 Miliar Data Pribadi Warga China, Termasuk Jack Ma

- 5 Juli 2022, 11:53 WIB
Seorang hacker mengklaim telah mencuri idan menjual kumpulan data lebih dari 23 terabyte data yang diduga berisi informasi pribadi dan catatan lebih dari 1 miliar warga Tiongkok.
Seorang hacker mengklaim telah mencuri idan menjual kumpulan data lebih dari 23 terabyte data yang diduga berisi informasi pribadi dan catatan lebih dari 1 miliar warga Tiongkok. /CCO/Sputnik
ISU BOGOR - Seorang hacker mengklaim telah mencuri idan menjual kumpulan data lebih dari 23 terabyte data yang diduga berisi informasi pribadi dan catatan lebih dari 1 miliar warga Tiongkok.

Peretas pseudonim dengan nama "ChinaDan" yang diposting di Forum Pelanggaran yang sering dikunjungi peretas, menawarkan untuk menjual data yang katanya berasal dari departemen kepolisian Shanghai seharga 10 bitcoin, saat ini senilai 202.660 dolar AS.

Kebocoran yang belum dikonfirmasi sah atau tidaknya itu membuat heboh warganet China. Bahkan beberapa nomor telepon yang tercantum dalam sampel sejak itu telah terputus, menurut The Guardian.

Namun, bukan berarti data tersebut tidak sah, hanya saja beberapa informasi yang dikandungnya mungkin sudah ketinggalan zaman.

Baca Juga: Hacker Anonymous Janji Lawan Putin dengan Perang Siber Skala Besar: Ini Adalah Protes!

Postingan ChinaDan menjadi viral di situs media sosial China Weibo dan aplikasi obrolan WeChat, menyebabkan tagar "Pelanggaran Data Shanghai" dilarang di Weibo, meskipun itu tidak menghentikan netizen China untuk membahas kebocoran tersebut.

“Basis data berisi informasi tentang 1 miliar penduduk nasional Tiongkok dan beberapa miliar catatan kasus, termasuk: nama, alamat, tempat lahir, nomor ID nasional, nomor ponsel, semua detail kejahatan/kasus,” tulis peretas di Forum Pelanggaran.

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian pelanggaran data yang melanda China, termasuk kebocoran pada tahun 2016 yang mengakibatkan informasi pribadi beberapa warga negara China yang terkenal bocor secara online, termasuk pendiri Alibaba Jack Ma.

Baca Juga: Ukraina Diserang Massal Hacker, Situs Media, Bank Hingga Pemerintahan Down

Jika datanya sah, peretasan terbaru ini akan menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah.

Pada hari Minggu, Zhao Changpeng, CEO dari pertukaran mata uang kripto Binance yang berbasis di Cina memposting di Twitter bahwa intelijen ancaman perusahaan melihat penjualan informasi pribadi 1 miliar penduduk negara Asia di web gelap.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Sputnik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x