Mobil-mobil di jalan terlihat rusak setelah ledakan keras terdengar di Kursk, Rusia, sekitar 90 km dari perbatasan Ukraina.
Ini adalah ledakan ketiga di Rusia yang tercatat baru-baru ini, setelah insiden kedua 60km dari perbatasan Ukraina di depot pemulihan amunisi, dan yang ketiga di gudang kota Kherson yang diduduki Rusia.
Sebagaimana dilansir Express UK, Kamis 16 Juni 2022, peristiwa itu terjadi ketika Ukraina meminta lebih banyak senjata dari Barat untuk menangkis serangan Rusia di selatan dan timur Ukraina.
Baca Juga: Rusia Putus Aliran Pipa Nord Stream, Jerman: Bukan Keputusan yang Dibenarkan
Ukraina mengatakan sangat membutuhkan lebih banyak pasokan senjata dalam seruan yang ditujukan ke Barat ketika para pemimpin Jerman, Prancis, dan Italia menuju ke Kiev dengan kereta malam.
Tentara Ukraina berjuang untuk merebut kembali tanah di ladang gandum dan desa-desa kosong di sepanjang jalan raya yang sepi antara kota Mykolaiv dan Kherson yang diduduki Rusia.
Mayor Jenderal Dmytri Marchenko, yang memimpin pasukan Ukraina di Mykolaiv, mengatakan pasukannya dapat meraih kemenangan atas Rusia jika mereka diberikan senjata yang tepat.
"Jelas bahwa ini tidak akan segera berakhir. Tetapi sekali lagi, jika kita diberikan semua senjata yang kita butuhkan, serangan balik bisa saja berakhir pada akhir musim panas," kata dia.
Baca Juga: Mantan Jenderal Inggris Sebut Rusia Bakal Kuasai Donbas: Tapi Mereka Kelelahan
Rusia telah memfokuskan sebagian besar senjatanya di kota timur Severodonetsk sementara juga mencoba untuk mengkonsolidasikan kendali atas wilayah selatan yang meliputi kota strategis Kherson, di utara Laut Hitam.