Perang Rusia-Ukraina, NATO: Perdamaian Itu Mungkin

- 13 Juni 2022, 08:21 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Minggu bahwa aliansi yang dipimpin AS bertujuan untuk memperkuat posisi Ukraina di meja perundingan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada hari Minggu bahwa aliansi yang dipimpin AS bertujuan untuk memperkuat posisi Ukraina di meja perundingan. /GONZALO FUENTES/REUTERS
ISU BOGOR - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menegaskan bahwa aliansi yang dipimpin AS dalam perang Rusia-Ukraina bertujuan untuk memperkuat posisi Kiev di meja perundingan.
 
Tetapi, Stoltenberg menambahkan bahwa setiap kesepakatan damai akan melibatkan kompromi, termasuk wilayah.

Stoltenberg berbicara pada Pembicaraan Kultaranta di Finlandia, setelah pertemuan dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto.

Sementara kepala NATO mengatakan bahwa Barat bersedia "membayar harga" untuk memperkuat militer Ukraina, Kiev harus membuat beberapa konsesi teritorial ke Moskow untuk mengakhiri konflik saat ini.

Baca Juga: Penasihat Zelensky Akui Militer Rugi Besar Akibat Invasi Rusia ke Ukraina: Kehilangan 10 Ribu Personel

"Perdamaian itu mungkin," katanya sebagaimana dilansir RT yang dikutip, Senin 13 Juni 2022.

“Satu-satunya pertanyaan adalah berapa harga yang bersedia Anda bayar untuk perdamaian? Berapa banyak wilayah, berapa banyak kemerdekaan, berapa banyak kedaulatan ... apakah Anda bersedia berkorban untuk perdamaian?," ungkapnya.

Stoltenberg tidak menyarankan persyaratan apa yang harus diterima Ukraina, dengan mengatakan bahwa mereka yang membayar harga tertinggi untuk membuat penilaian itu.

Sementara NATO dan Barat sendiri terus memasok senjata ke Ukraina untuk memperkuat tangan mereka ketika penyelesaian akhirnya tercapai dinegosiasikan.

Baca Juga: Penasihat Senior AS Akui Rusia Malah Diuntungkan dengan Sanksi Barat: Saya Tidak Menyangkalnya

Sekjen tidak secara langsung mendukung penyerahan wilayah Ukraina, tetapi dia memberikan contoh Finlandia, yang menyerahkan Karelia ke Uni Soviet sebagai bagian dari kesepakatan damai selama Perang Dunia Kedua.

Stoltenberg menggambarkan penyelesaian Finlandia-Soviet sebagai "salah satu alasan Finlandia mampu keluar dari Perang Dunia Kedua sebagai negara berdaulat yang independen."

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: RT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x