Serangan dini hari yang berisiko oleh pasukan Operasi Khusus AS yang mengakibatkan kematian bos ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi Al Quraishi pada hari Kamis 3 Januari 2022.
Menurut Biden serangan itu sudah dimulai beberapa bulan lalu dengan petunjuk bahwa teroris top itu bersembunyi di lantai atas sebuah rumah di barat laut Suriah.
Dilansir dari New York Times, Jumat 4 Februari 2022 dalam sambutan singkat di Gedung Putih, Biden mengatakan keputusan dengan mengirim sekitar dua lusin pasukan komando dengan helikopter itu untuk meminimalisir korban sipil.
Para pejabat militer mengatakan menyerang dengan bom atau rudal akan lebih aman bagi pasukan tetapi bisa membahayakan lebih dari selusin warga sipil di rumah itu, termasuk beberapa anak-anak.
Baca Juga: Pengantin Jihadi Shamima Jadi Target Utama ISIS Setelah Kecam Kelompok Teror Itu
“Kami membuat pilihan untuk mengejar serangan Pasukan Khusus, dengan risiko yang jauh lebih besar daripada kami — terhadap rakyat kami sendiri, daripada menargetkannya dengan serangan udara.
“Kami membuat pilihan ini untuk meminimalkan korban sipil,” kata Biden.
Para pembantunya mengatakan Biden telah menyetujui serangan itu pada Selasa pagi setelah berbulan-bulan perencanaan militer, termasuk puluhan latihan dan latihan yang melibatkan model meja bangunan.
Baca Juga: Banyak Pejuang Taliban Marah dan Membelot ke ISIS-K, Ini Alasannya