"Saya memiliki ketidakpuasan dan penghinaan yang semakin besar atas ketidakmampuan saya yang dirasakan di tingkat kebijakan luar negeri dan saya ingin secara khusus mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pemimpin senior saya," ungkapnya.
Marinir itu melanjutkan untuk menuntut pertanggungjawaban dari para pemimpin militer dan Presiden Joe Biden atas penarikan pasukan AS di Afghanistan hingga menimbulkan 13 Marinir AS dan diperkirakan 170 warga sipil Afghanistan tewas termasuk tiga warga negara Inggris, setelah ledakan bunuh diri merobek kerumunan di bandara Kabul.
Intelijen Barat telah memperingatkan para pemimpin tentang serangan yang akan segera terjadi beberapa hari yang lalu.
Letnan Kolonel Shceller, yang pernah bertugas di Irak dan Afghanistan, menerima bagaimana dia dan seluruh keluarganya memiliki banyak kerugian dengan komentarnya yang memberatkan.
Tetapi dirinya bersikeras akan berjuang untuk membela apa yang dia yakini, untuk mengirim pesan kepada mereka yang berada di posisi kekuasaan.
“Alasan orang begitu marah di media sosial saat ini bukan karena Marinir di medan perang mengecewakan seseorang," kata dia.
“Orang-orang kesal karena pemimpin senior mereka mengecewakan mereka. Dan tidak satu pun dari mereka yang mengangkat tangan dan menerima pertanggungjawaban atau berkata, 'Kami mengacaukan ini'," ungkapnya.
Marinir itu mengklaim telah berjuang selama 17 tahun hingga merelakan segalanya di Afghanistan demi kepentingan para seniornya. "Saya menuntut pertanggungjawaban!”