Bom Bandara Kabul, China Desak Taliban Bertindak Tegas Terhadap Teroris

- 27 Agustus 2021, 21:17 WIB
Bom Bandara Kabul, China Desak Taliban Bertindak Tegas Terhadap Teroris
Bom Bandara Kabul, China Desak Taliban Bertindak Tegas Terhadap Teroris /The Sun/

Reuters melaporkan korban tewas dari pihak tentara AS dalam serangan bom ini adalah paling banyak di Afghanistan dalam satu insiden sejak 30 personel tewas ketika sebuah helikopter ditembak jatuh pada Agustus 2011.

Ledakan mematikan itu terjadi di tengah perlombaan AS dan negara-negara Barat lainnya untuk mengevakuasi orang-orang dari Afghanistan sebelum militer AS secara resmi mengakhiri kehadirannya selama 20 tahun di negara itu pada 31 Agustus, yang juga merupakan garis merah yang ditarik oleh Taliban.

AS dan sekutunya dalam beberapa hari terakhir, telah diberitahu tentang risiko kemungkinan serangan yang menargetkan bandara Kabul.

Video kekacauan dan adegan ledakan tragis di bandara Kabul telah beredar di media sosial dengan media internasional memberikan liputan bergulir tentang insiden tersebut. Belasungkawa dan kecaman mengalir dari para pemimpin dunia setelah serangan itu.

Berbicara dari Gedung Putih pada hari Kamis setelah ledakan mematikan itu, Joe Biden mengatakan bahwa pihaknya bertanggung jawab atas semua yang terjadi akhir-akhir ini secara mendasar.

Tetapi, Biden terus berporos pada peran mantan presiden Donald Trump dalam mencapai kesepakatan dengan Taliban yang menetapkan batas waktu bagi Amerika dalam meninggalkan Afghanistan.

“Serangan teror bandara mendorong perang anti-teroris AS selama 20 tahun di Afghanistan kembali ke titik awal mereka dan juga dengan keras menampar wajah Biden, seperti yang sebelumnya dia katakan AS menyelesaikan misinya di Afghanistan tetapi kematian AS tentara dalam serangan teror mengatakan sebaliknya,” Liu Zhongmin, seorang profesor di Institut Studi Timur Tengah dari Universitas Studi Internasional Shanghai.

Liu mengatakan kekacauan dan serangan teror di bandara Kabul adalah efek bencana dari penarikan AS yang tergesa-gesa, tidak terorganisir dan sangat tidak bertanggung jawab dan menunjukkan kegagalan totalnya pada strategi dan implementasi dan kebijakan di Afghanistan.

Ia mencatat bahwa AS memilih untuk membuat perjanjian damai dengan Taliban tanpa keterlibatan mantan pemerintah Ghani, gagal menarik pasukan selangkah demi selangkah dan mengarah ke situasi memalukan saat ini.

AS telah menanggung tekanan internasional yang sangat besar karena penarikannya yang tidak bertanggung jawab dari Afghanistan. Serangan di bandara Kabul adalah bukti lain dari bencana AS di Afghanistan, kata Li Weijian, seorang peneliti di Institut Studi Kebijakan Luar Negeri dari Institut Studi Internasional Shanghai dan wakil presiden Asosiasi Studi Timur Tengah China.***

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x