Kim Jong-un Eksekusi Perwira Militer yang Mengkritik Perintahnya di Tengah Ketakutan Pertumpahan Darah

- 4 Agustus 2021, 19:58 WIB
 Kim Jong-un Eksekusi Perwira Militer yang Mengkritik Perintahnya di Tengah Ketakutan Pertumpahan Darah
Kim Jong-un Eksekusi Perwira Militer yang Mengkritik Perintahnya di Tengah Ketakutan Pertumpahan Darah /Dok.Reuters/

ISU BOGOR - Pemimpin Korea Utara Kim Jon-un dikabarkan telah mengeksekusi seorang perwira militer yang mengkritik perintah kediktatorannya dalam memasok makanan bagi orang-orang kelaparan.

Kim Jong-un dalam sebuah laporan disebutkan telah menembak mati seorang Mayor Jenderal Korea Utara usai menjalani pengadilan pengadilan militer pada 18 Juli.

Kabar Kim Jong-un telah mengeksekusi perwira militernya itu diberitakan Daily NK yang menyebutkansebuah publikasi Korea Selatan meliput tentang eksekusi di sisi utara Garis Demarkasi Militer itu.

Baca Juga: Kim Jong Un Tegaskan Hubungan Persaudaraan Korea Utara dengan China akan Tetap Abadi di Tengah Ketegangan

Mayor jenderal yang tidak disebutkan namanya itu adalah penanggungjawab markas logistik di Kamp Pelatihan 815.

Perwira militer itu mengkritik kebijakan Kim Jong-un yang memiliki rencana untuk membuka gudang beras militer. Menurut Mayor Jenderal itu kebijakan tersebut tidak realistis dan mengabaikan kenyataan.

Menurut sumber Daily NK, orang-orang menjadi sadar akan eksekusi tersebut setelah pihak berwenang mengirimkan “pemberitahuan” kepada perwira militer pada 22 Juli yang merinci contoh “penilaian keras”.

Baca Juga: Kim Jong Un Ungkap Alasan Sebut K-POP Sebagai 'Kanker Ganas dan Perusak Budaya'

Pernyataan pihak berwenang juga mengklaim bahwa setelah diberitahu tentang perintah khusus tersebut, komandan yang tidak disebutkan namanya “secara diam-diam” mengeluh tentang hal itu.

“Lumbung militer menghadapi masalah yang lebih serius daripada masalah [kekurangan] makanan yang dihadapi rakyat," ungkap Mayor Jenderal itu.

“Jika mereka akan menekan kita sambil tetap mengabaikan situasi di daerah belakang yang lebih rendah, dari mana kita akan menghasilkan semua beras itu, bukan pasir dari dasar sungai.”

Baca Juga: Warga Korea Utara Khawatir atas Kim Jong Un yang 'Kurus'

Kritik komandan terhadap perintah khusus yang dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Korea secara efektif memastikan dia menjadi "sektarian" di mata pihak berwenang.

The Daily NK juga mengatakan sumber itu mengklaim Pyongyang berharap untuk menekankan bahwa “mereka yang secara langsung menentang kebijakan partai tidak akan menerima pengampunan, terlepas dari siapa mereka.”

Beberapa orang menyarankan “pertumpahan darah” pembersihan dan pemecatan dalam jajaran militer bisa mengikuti.

Baca Juga: Kim Yo Jong Adik Kim Jong Un Mengejek Intelijen AS Sambil Mengeluarkan Ancaman

Pemimpin Korea Utara itu memberhentikan puluhan personel militer awal musim panas ini karena “kegagalan bencana” dalam menangani kelaparan di negara itu.

Panglima Tertinggi baru diberitahu soal kelangkaan beras itu setelah rapat politbiro pada 29 Juni lalu.

Setelah itu, Kim Jong-un memerintahkan kader berpangkat tinggi untuk dihukum dan menginstruksikan Departemen Bimbingan Politik militer dan Komando Keamanan Militer untuk menyelidiki kondisi unit logistik tingkat rendah.

Tetapi sumber itu juga mengatakan kepada Daily NK bahwa persediaan militer “telah kosong sejak zaman Kim Jong-Il”.

“Ini masalah yang lebih besar bahwa pemerintah mulai memahami kondisi di lapangan sekarang, 10 tahun setelah Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan,” tambah mereka.

Tentara bertanya bagaimana menembak komandan logistik dan mengirim petugas ke kamp penjara politik dapat mengatasi kekurangan makanan.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x