Peringatan Reformasi 1998, Peneliti ICW: Kekacauan saat Ini Buah dari Reformasi

- 21 Mei 2021, 18:35 WIB
Indonesia Corruption Watch (ICW
Indonesia Corruption Watch (ICW /https://www.antikorupsi.org/

ISU BOGOR - Peneliti Indonesia Coruption Watch (ICW), Lalola Easter, berpendapat reformasi 1998 itu ternyata sesuatu yang terglorified (sejarah atau momentum yang berlebihan) dirayakan.

"Dimana tanggal 23 Mei nanti akan merayakan juga, 23 tahun reformasi 1998 , sesungguhnya ini topik agak berat karena kondisi hari ini, menunjukan seolah-olah kok kita mengulang sejarah," ungkap Lola dalam diskusi publik yang digelar secara daring di kanal YouTube Sahabat ICW, Jumat 21 Mei 2021.

Lebih lanjut, ia menambahkan hal tersebut terkonfirmasi bahwa ada masalah substansial yang tidak diselesaikan di tahun 1998 yang disebut reformasi itu.

Baca Juga: Peringatan Reformasi 1998, Para Aktvis Ini Sebut Sudah Tak Layak Lagi Dipertahankan

"Sehingga akhirnya buah reformasi 1998 itu kita tuai sekarang, Soeharto bukannya turun tapi mundur, ditambah lagi sistemnya tetap ada, kroni-kroni juga saat ini masih ada menikmati, dan banyak pelanggaran yang nggak pernah diadili dan diselesaikan," katanya.

Maka dari itu, kekacauan yang hingga saat ini dialami, salah satu fenomenannya adalah KPK bisa dialami kembali, semata-mata memang ada hal yang subtantif yang belum dituntaskan.

"Sehingga wajahnya itu hanya bersalin saja, wataknya sama tapi dia cuma ganti baju, jadi kalau misalnya merayakan hari raya, hatinya belum bersih banget, dia cuma pakai baju baru, mungkin kurang lebih seperti itu," tandasnya.

Baca Juga: 3 Alasan Ini yang Bisa Membuat Jokowi Kehilangan Kekuasaan, Mirip Soeharto Tahun 1998?

Sehingga hari ini bisa disebut, kata Lalola reformasi tapi wataknya neo orde baru. Kemudian apakah reformasi itu masih relevan untuk dibicarakan dan semangatnya apakah masih dibawa.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x