ISU BOGOR - Direktur Kemanusiaan, War Child, Dr Unni Krishan berkisah saat pesawat tempur di atas kepala, tanah mulai bergetar seolah-olah ada gempa bumi.
Beberapa saat kemudian, Adam, seorang bocah Palestina berusia sembilan tahun di Gaza, Palestina mendengar ledakan keras dari serangan udara lainnya.
Beberapa rumah lagi sekarang akan terbakar, meninggalkan gumpalan asap dan debu dari bara api mereka. Salah satu rumah ini milik nenek Adam.
Anak laki-laki itu menyaksikan horor ini hari demi hari di bulan Mei 2021. Pernah terjadi lebih dari 100 serangan udara dalam 40 menit.
Suatu hari, Adam bertanya kepada ibunya, seorang pekerja bantuan: "Bu, apakah kita akan mati?" Di zona 'perang' Gaza yang dibom, anak-anak menanggung bebannya.
Tidak ada penderitaan dan trauma tersisa di neraka. Itu semua ada dalam benak anak muda Gaza yang tidak bersalah. Tidak ada kata yang bisa menangkap penderitaan mereka yang sebenarnya.