Begini Cara Media Asing Menyoroti Politik Dinasti Jokowi: Tampak Sudah Berubah Pikiran

- 5 Desember 2020, 12:23 WIB
Media Asing 'Economist' yang menyoroti politik dinasti Jokowi di Indonesia.*
Media Asing 'Economist' yang menyoroti politik dinasti Jokowi di Indonesia.* /Tangkapan layar The Economist

Ditambah lagi, para kandidat harus menanggung biaya kampanye yang semakin tinggi. Oleh karena itu, partai membutuhkan kandidat yang berkantong tebal atau tahu orang-orang yang punya uang.

Baca Juga: Waduh! Jokowi Turun Jadi Trending Topic, Ada Apa?

Biaya pencalonan jabatan yang mahal berarti bahwa “hampir tidak mungkin” bagi mereka yang tidak memiliki sarana atau “koneksi dengan jaringan patronase yang mapan untuk menang”, kata Vedi Hadiz dari Universitas Melbourne di Australia.

Tetapi biaya kampanye yang tinggi dan banyaknya kandidat yang memiliki koneksi kuat berarti bahwa semakin banyak dari mereka yang mencalonkan diri untuk jabatan berasal dari latar belakang yang sama, menampi pilihan yang tersedia bagi para pemilih.

Baca Juga: Anak Buah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Jokowi: Hormati Proses Hukum

Tak diragukan lagi, banyak calon politisi yang menolak mengadu domba diri mereka sendiri dengan lawan yang didukung oleh keluarga yang kuat.

Misalnya Gibran, dia mengambil risiko berkampanye tanpa lawan, yang akan menggarisbawahi persepsi bahwa dia maju karena reputasi ayahnya.

Sehingga secara heroik, seseorang melemparkan topinya ke dalam ring pada menit-menit terakhir: Bagyo Wahyono, seorang penjahit.

Baca Juga: Jokowi Dukung KPK Tangkap Edhy Prabowo, Refly Harun: Terkesan Tidak Mau Aktif Ambil Bagian

Dia bilang dia tidak punya keinginan untuk mencalonkan diri dalam pemilu— "Saya sebenarnya tidak suka politik," katanya pada majalah lokal.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Economist


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x