Sumbar Kembali Diguncang Gempa 5,3 Magnitudo, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

18 November 2020, 11:55 WIB
Gempa 5,3 Magnitudo Kembali Guncang Sumbar, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami /Twitter @infoBMKG

ISU BOGOR - Gempa bumi berkekuatan 5,3 magnitudo kembali mengguncang Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Kali ini terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, pada pukul 11.41 WIB, Rabu 18 November 2020.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi yang terjadi di Sumbar kali ini berpusat di lokasi 1.81 Lintang Selatan, 100.34 Bujur Timur.

"#Gempa Mag:5.3, 18-Nov-20 11:41:59 WIB, Lok:1.81 LS,100.34 BT (57 km BaratDaya PESISIRSELATAN-SUMBAR), Kedlmn:11 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG," cuit akun twitter @infoBMKG pada Rabu 18 November 2020.

Baca Juga: Gempa 5,1 Magnitudo Guncang Sumba Barat NTT, BMKG: Pusat Gempa di Darat

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Sumbar, BPBD: Getaran Cukup Kuat dan Belum Ada Laporan Koban Jiwa

Baca Juga: BPBD Sebut Gempa M6,3 Kepulauan Mentawai Kuat, Warga Panik Keluar Rumah

Diberitakan sebelumnya, gempa bumi dengan Magnitudo 6,0 mengguncang Tuapejat, Kepulauan Mentawai, Sumbar pada pukul 08.44 WIB, Selasa 17 November 2020.

Akibat gempa itu, BMKG menyebut tak berpotensi tsunami dan belum ada laporan korban jiwa atau luka-luka.

Hal tersebut juga dipastikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi menyebut gempa bumi dangkal itu terasa sangat kuat di wilayahnya.

"Namun, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa atau luka-luka, dan kerusakan bangunan di Kepulauan Mentawai," kata Novriadi dalam keterangan pers tertulisnya, Selasa 17 November 2020.

Baca Juga: Gempa 6,0 Magnitudo di Sumbar, BMKG Sebut Getaran Terasa hingga 10 Kota dan Tak Berpotensi Tsunami

Baca Juga: Gempa 6,3 Magnitudo Guncang Sumbar, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Baca Juga: Waspada Gempa 8,9 Magnitudo Dampak Megathrust Mentawai Bisa Timbulkan Tsunami 10 Meter di Padang

Ia menyebutkan, masyarakat dari berbagai wilayah di Kabupaten Kepulauan Mentawai sempat berhamburan keluar rumah.

"Di wilayah Siberut, gempa dirasakan cukup kuat dan masyarakat keluar rumah," jelasnya.

Kemudian, lanjut Novriadi, di Pulau Sipora guncangan gempa juga terasa kuat. Begitu juga di wilayah Pagai dan Sikakap, sebagian besar masyarakat keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Sekadar diketahui, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebutkan gempa berkekuatan 6,0 Magnitudo di Tuapejat, Kepulauan Mentawai, Sumbar, terjadi akibat aktivitas penyesaran di Investigator Fracture Zone dekat batas tumbukan lempeng.

Baca Juga: Patahan Megathrust Mentawai Picu Gempa Bumi Magnitudo 8,9 di Padang, Disusul Tsunami 10 Meter

Baca Juga: Gempa di Aceh Magnitudo 5,3 Sabtu 14 November, BMKG Keluarkan Pengumuman Ini

Baca Juga: BMKG Pastikan Belum Ada Potensi Gempa Bumi Susulan di Tenggara Kabupaten Bandung

Tak hanya itu, ia menyebutkan berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi menyebabkan tsunami menurut BMKG.

Getaran akibat gempa bumi tersebut dirasakan oleh warga di 10 Kota/Kabupaten di Sumbar yakni Padang, Painan, Sipora, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kerinci, Pasaman, hingga Kota Payakumbuh.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,"

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi di Sumbar merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas penyesaran di Investigator Fracture Zone," ungkapnya.

Baca Juga: Tenggara Kabupaten Bandung Kembali Diguncang Gempa Magnitudo 4.0

Baca Juga: Turki Berduka, 20 Meninggal dan 800 Luka Akibat Gempa 7,0

Baca Juga: Analisis BMKG: Gempa 7,1 M Bepusat di Yunani Berdampak hingga Turki Tak Sampai ke Indonesia

Menurutnya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip fault).

Ia menyebutkan gempa di Tuapejat sempat dilaporkan magnitudonya 6,3 namun kemudian dimutakhirkan menjadi 6,0.

Pusat gempa itu berada di laut pada kedalaman 13 km di koordinat 2,90 Lintang Selatan dan 99,07 Bujur Timur, sekitar 112 km arah barat daya Kota Tuapejat.

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang serta memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal dan menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

Baca Juga: Pantai Pangandaran Gempa 5.9 SR, Tidak Berpotensi Tsunami dan Belum Dilaporkan Kerusakan

Baca Juga: Turki Diguncang Gempa Dahsyat Magnitudo 7.0 hingga Menimbulkan Tsunami

Baca Juga: Tetep Waspada, Gunung Merapi Alami Gempa Sepanjang Hari

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa," katanya.

BPBD Provinsi Sumbar pada Jumat 15 November 2020 sempat menyampaikan himbauan kepada masyarakat Kota Padang agar mewaspadai gempa berkekuatan 8,9 magnitudo sebagai dampak dari patahan Megathrust Mentawai.

Himbauan Gempa dan Tsunami dahsyat tersebut disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang menyampaikan pendapat para ahli.

"Setelah Gempa, 20 sampai 30 menit kemudian disusul gelombang Tsunami di Kota Padang,"

"Setinggi 6 hingga 10 meter dengan jarak 2 hingga 5 kilometer," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sumbar Syahrazad Jamil, seperti dilansir Antara, Jumat 15 November 2020.

Baca Juga: Terkini BMKG, Gempa Bumi Berentetan Guncang Barat Daya Kaimana, Selasa 20 Oktober

Baca Juga: Mengenal 12 Skala MMI Dalam Kekuatan Gempa

Hal tersebut disampaikan, Syahrazad Jamil dalam diskusi virtual terkait upaya pengurangan risiko bencana Gempa dan Tsunami di Provinsi Sumbar.

Ia menyebutkan, bencana alam tersebut diprediksi setidaknya bisa berdampak pada 1,3 juta penduduk.

Dengan menggunakan skenario terburuk, diperkirakan 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.367 hilang dan 103.225 mengalami luka-luka.

"Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Minangkabau hancur, itu prediksi para ahli," katanya.

Sebagaimana diketahui, kata Syahrazad Jamil, Pulau Sumatera sudah mengalami beberapa kali bencana tsunami.

Khusus di Sumbar, Tsunami terjadi di Kepulauan Mentawai pada 25 Oktober 2010 dengan menelan korban jiwa hingga 408 orang.

Baca Juga: Pangandaran Diguncang Gempa Selasa Dini Hari 20 Oktober 2020

Baca Juga: Diguncang Gempa, Satu Rumah di Warudoyong Sukabumi Ambruk

Guna mewaspadai kemungkinan terburuk tersebut, Provinsi Sumbar melakukan berbagai upaya, di antaranya membangun kemitraan.

Juga koordinasi bersama Non Governmnet Organization (NGO) nasional maupun internasional termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Pemerintah Sumbar, lanjut dia, juga bekerja sama dalam pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan kelompok siaga bencana hingga tingkat desa atau kelurahan.

Selanjutnya, kerja sama dengan TNI dan Polri terus diperkuat dalam hal penanggulangan bencana termasuk dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta di provinsi tersebut.

Baca Juga: BMKG: Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 5,1 Guncang Pacitan Jawa Timur

Baca Juga: 7 Benda Ini Wajib Dibawa saat Gempa Bumi Terjadi

Baca Juga: Tenggara Kabupaten Bandung Gempa 3,4 Magnitudo, Satu Daerah Terdampak Getaran

Tidak hanya itu, program dan kegiatan pengurangan risiko bencana juga terus dikuatkan dengan membentuk satuan pendidikan aman bencana.

Kemudian, kelompok siaga bencana, latihan evakuasi mandiri dan pembangunan sarana mitigasi serta evakuasi berupa shelter, peta jalur evakuasi, dan peringatan dini.

"Bantuan shelter yang kita bangun memberikan rasa aman bagi masyarakat".

"Apalagi, sejak kejadian gempa 2009 sudah menjamur bangunan seperti hotel yang memberikan rasa aman," katanya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler