UAS Tegas Tolak Masuk Partai Politik, Tapi Siap Jadi 'Juru Kampanye'

16 November 2020, 15:02 WIB
Ustadz Abdul Somad saat berbincang di saluran YouTube Karni Ilyas Club yang diunggah Minggu 15 November 2020. /YouTube @KarniIyasClub

ISU BOGOR - Ulama kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) untuk kesekian kalinya secara tegas menolak gabung ke partai politik. Meski demikian UAS mengklaim sebagai 'juru kampanye'.

Bahkan, UAS siap mendukung rekan-rekannya yang mendirikan partai politik untuk duduk di kursi legislatif, ekesuktif, pusat maupun daerah.

"Tapi ada saja sahabat-sahabat saya sesama LC, ustadz, cenderung langsung masuk ke dalam partai, menjadi anggota legislatif ada di DPD, DPRD kabupaten/kota, provinsi, DPR RI," kata UAS di saluran YouTube Karni Ilyas Club, Minggu malam 15 November 2020.

Baca Juga: UAS Menangis Dihadapan Ribuan Jamaah Habib Rizieq saat Menceritakan Keturunan Rasulullah SAW Dihina

Bahkan, kata UAS, tak sedikit juga rekannya yang terjun langsung ke politik menjadi kepala daerah.

Ustadz Abdul Somad (UAS) bersama Karni Ilyas Youtube @KarniIlyasClube

"(Untuk gabung) tapi saya tidak, saya (kapasitasnya) hanya menjelaskan kepada umat, ini loh politik Islam, tapi sebagai pelaku politik praktis langsung, saya kira tidak,"

Alasannya, lanjut UAS, karena faktor latar belakang sejarah dan pendidikan di keluarga.

Baca Juga: UAS Temui Habib Rizieq Syihab di Bogor, Ini yang Disampaikan

"Sebab, saya memang, secara historis, sejarah pribadi saya, (ingat) kakek dulu mengatakan, cucuku yang ini, sekolah agama, sudah di setting, belajar agama, sejak SD,"

"Saya (sekolah) Madrasah Ibdtidaiyah,Tsanawiyah, Aliyah, kuliah di Al-Azhar, S2 hadis di Maroko, S3 juga hadis di Sudan Sehingga saya hanya menjelaskan agama Islam. Jadi insyaallah saya tetap pada pendidikan dan dakwah saja," ungkapnya.

Terkait dengan yang dimaksud 'Juru Kampanye', UAS menjelaskan bahwa menjadi ustadz secara tidak langsung sudah menjadi juru kampanye.

Baca Juga: Tanggapi Penghinaan Nabi Muhammad di Prancis, UAS: Eropa Akan Jadi Islam

"Sesungguhnya pak karni ketika kita menjadi, ustadz kita sedang menempatkan diri sebagai 'juru kampanye'. Karena ketika kita berislam, Islam itu mencakup segala aspek, ada aspek ibadahnya,"

Artinya, lanjut UAS, ketika tampil di mimbar, ia merasa sedang mengajak untuk mengerjakan solat.

"Maka, marilah kita puasa marilah kita berzakat, berarti saya juru kampanye ibadah. Kemudian di dalam islam ada namamya fiqih muamalah, ekonomi. Maka ketika saya tampil sebagai ustadz sesungguhnya saya sebagai juru kampanye ekonomi Islam," jelasnya.

Bahkan, UAS mengungkapkan ada yang sering dilupakan dalam ajaran Islam itu ada yang namanya fiqih siyasah.

UAS bersama Karni Ilyas YouTube @KarniIlyasClub

Baca Juga: UAS Tanggapi Prancis Hina Nabi Muhammad: Ini Kejahatan Terstruktur Pembusukan Umat Islam

"Dan ada satu lagi yang dilupakan orang bahwa dalam fiqih itu ada namanya fiqih siyasah, siyasah siasat kata orang kita, atau bisa disebut juga siyasah asyariyah, alkhilafah, atau disebut juga dengan daulah," jelasnya.

Sebetulnya, lanjut dia, Islam mengatur segala aspek, termasuk politik. Bahkan, kata dia, ada pemikir politik Islam namanya Imam Almawardi, meninggal 450 tahun hijriah.

"Almawardi menulis kitab khusus alahkam syultoniah, hukum hakam kesultanan, politik Islam".

"Jadi ketika saya, sebagai seorang ustadz saya itu sebenarnya, secara tersirat saya sedang mengatakan hai umat marilah menuju politik islam karena islam itu kaaffah secara aspek dari mulai ibadah, muamalah, sampai kepada politiknya," pungkasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club

Tags

Terkini

Terpopuler