Boikot Produk Prancis Kian Meluas Setelah Presiden Emmanuel Macron Terus Menghujat Agama Islam

26 Oktober 2020, 17:22 WIB
Banyak negara-negara Arab memutuskan melakukan boikot terhadap produk Prancis karena pernyataan Emmanuel Macron soal Islam /Twitter.com/@a_alowaihan1

ISU BOGOR - Seruan untuk memboikot produk asal Prancis kian meluas. Hal tersebut sebagai reaksi atas sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang terus menerus memprovokasi umat Islam lewat kartun Nabi Muhammad di negaranya.

Bahkan, koperasi ritel Kuwait secara resmi telah menarik produk Prancis, sebagai bentuk aksi boikot karena Presiden Prancis secara terbuka membuat propaganda untuk memusuhi umat Islam.

Mereka memprotes sikap pemerintah Prancis yang sengaja menggunakan kartun Nabi Muhammad di kelas sekolah Prancis dengan dalih kebebasan berekspresi. Akibatnya, salah satu guru di Prancis tewas setelah dipenggal oleh seorang remaja Chechnya, awal bulan ini.

Baca Juga: Indonesia Kecam Presiden Prancis, Mahfud MD: Pemeluk Agama Apapun Akan Marah Kalau Agamanya Dihina

Baca Juga: Boikot Produk Tak Efektif, Ekonom Eropa Bocorkan Jenis Barang Ini yang Bisa 'Lumpuhkan' Prancis

Baca Juga: Hacker Serang Puluhan Situs Komersial Prancis, Buntut Presiden Macron Bela Penghina Islam

Sebagaiaman dikutip IsuBogor.com dari Reuteurs, di Arab Saudi, yang merupakan ekonomi terbesar di dunia Arab, tagar yang menyerukan boikot pengecer supermarket Prancis Carrefour menjadi trending kedua pada hari Minggu 25 Oktober 2020.

Hari ini di Indonesia juga menjadi trending topik dua tagar terkait yakni #Boikot dan #Macron.

Kementerian luar negeri Prancis mengatakan ada seruan untuk memboikot produk Prancis, terutama produk makanan, di beberapa negara Timur Tengah serta seruan untuk demonstrasi melawan Prancis atas kartun tersebut.

Baca Juga: Turki Semakin Murka, Erdogan Dilecehkan Media Prancis Penghina Nabi Muhammad

Baca Juga: 5 Kicauan Satire Bintang Emon di Twitter, Mulai Komodo hingga Anak Masuk Politik

Baca Juga: Terus Bela Media Penghina Nabi Muhammad, Presiden Emmanuel Macron Sebut Islam Agama Krisis di Dunia

Muslim melihat penggambaran Nabi sebagai penghujatan.

"Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, serta semua serangan terhadap negara kita, yang didorong oleh minoritas radikal," kata kementerian itu.

Kementerian juga meminta pihak berwenang untuk berbicara menentang tindakan boikot tersebut untuk membantu perusahaan Prancis dan memastikan keselamatan warga Prancis.

Baca Juga: Nabi Muhammad Dihina Ulang Charlie Hebdo, Presiden Emmanuel Macron: Kami Miliki Kebebasan

Di Kuwait, Persatuan Masyarakat Koperasi Konsumen non-pemerintah, yang mengelompokkan lebih dari 70 perusahaan, mengeluarkan arahan boikot dalam surat edaran 23 Oktober.

Beberapa koperasi yang dikunjungi oleh Reuters pada hari Minggu telah membersihkan rak-rak barang seperti produk rambut dan kecantikan yang dibuat oleh perusahaan Prancis.

Ketua serikat buruh Fahd Al-Kishti mengatakan kepada Reuters bahwa produk tersebut telah dihapus sebagai tanggapan atas "penghinaan berulang-ulang" terhadap Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Presiden Prancis Menuduh Islam Sumber Terorisme, Paul Pogba Mundur dari Timnas Prancis

Koperasi, beberapa ukuran hypermarket, membawa bahan pokok yang disubsidi pemerintah dan merupakan bagian besar dari ritel di Kuwait. Impor Kuwait dari Prancis mencapai 255 juta dinar pada 2019, menurut biro Statistik Pusat Kuwait.

Menteri luar negeri Kuwait, yang bertemu dengan duta besar Prancis pada hari Minggu, mengutuk pembunuhan 16 Oktober itu sebagai kejahatan yang menghebohkan, tetapi menekankan perlunya menghindari penghinaan terhadap agama dalam pernyataan resmi dan politik yang "mengobarkan kebencian, permusuhan dan rasisme", kementerian mentweet.

Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Dihina Dalam Lagunya, Penyanyi Nigeria Ini Dijatuhi Hukuman Mati

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga mengatakan pada hari Minggu bahwa Presiden Emmanuel Macron telah "menyerang Islam" dengan mendorong penayangan kartun tersebut.

Macron mengatakan di Twitter Prancis menghormati semua perbedaan dalam semangat perdamaian, tetapi tidak menerima pidato kebencian dan membela perdebatan yang masuk akal. "Kami tidak akan menyerah," kata Macron.

Prancis menarik duta besarnya untuk Turki pada hari Sabtu setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Macron, yang bulan ini menyatakan perang terhadap "separatisme Islam", membutuhkan bantuan mental atas sikapnya terhadap Muslim.

Baca Juga: Banyak Desakan Rocky Gerung Dipenjara, Refly Harun Berkisah Nabi Muhammad SAW dan Bahaya Demokrasi

Pemenggalan, di mana penyerang ditembak mati, menggemakan serangan Islamis pada tahun 2015 di kantor majalah satir Charlie Hebdo setelah kartun itu diterbitkan ulang.

Setelah sebuah koran Denmark pertama kali menerbitkan kartun tersebut pada tahun 2005, protes dan boikot terhadap barang-barang Denmark melanda dunia Islam.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler