ISU BOGOR - Pantas Charlie Hebdo media satir di Prancis kian 'ngelunjak' dan berani dalam mempublikasikan kembali (menghina ulang) gambar Rasulullah Muhammad SAW dalam bentuk kartun, Selasa 1 September 2020.
Pasalnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak untuk mengutuk keras tindakan majalah di negaranya tersebut menerbitkan ulang gambar Muhammad SAW.
Tak ayal sikap dan pernyataan orang nomor satu di Prancis itu menuai reaksi keras dari kalangan umat Islam seluruh dunia. Seolah tindakan Charlie Hebdo diperbolehkan di negaranya.
Dikutip IsuBogor.com dari DW.com yang melansir pernyataan Macron menolak untuk mengutuk keputusan Charlie Hebdo dalam menerbitkan kembali gambar Nabi Muhammad.
Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Dihujat Dalam Lagunya, Penyanyi Nigeria Ini Dijatuhi Hukuman Mati
Baca Juga: Banyak Desakan Rocky Gerung Dipenjara, Refly Harun Berkisah Nabi Muhammad SAW dan Bahaya Demokrasi
Baca Juga: Terus Bela Media Penghina Nabi Muhammad, Presiden Emmanuel Macron Sebut Islam Agama Krisis di Dunia
Pernyataan Macron ini terucap ketika umat Islam di seluruh dunia memprotes pengumuman redaksi Majalah satir Charlie Hebdo untuk kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW.
Padahal tindakan Charlie Hebdo itu telah banyak menimbulkan korban jiwa dan memicu aksi-aksi terorisme di Prancis. Seperti yang terjadi Januari 2015 lalu kantornya sempat menjadi target pembantaian kelompok bersenjata yang diduga akibat kartun Nabi Muhammad SAW.