Mengapa Indonesia Melakukan Impor Beras? Ini Penjelasan Bapanas

18 Maret 2024, 21:13 WIB
Ilustrasi Impor Beras /Foto/Ist

ISU BOGOR - Pemerintah Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas pangan nasional, salah satunya dengan memastikan ketersediaan beras. Dalam upaya tersebut, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan impor beras sebanyak 22.500 ton dari Kamboja.

"Untuk Bulog kita sampaikan ketersediaan hari ini memang dari pengadaan luar negeri," ungkap Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 18 Maret 2024.

Langkah impor ini dilakukan untuk memperkuat stok beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) menjelang panen raya yang diprediksi akan berlangsung pada Maret-April 2024.

Baca Juga: Pemkab Bogor Gelar Operasi Pasar Murah di 20 Titik, Beras Dijual Rp53.000 per 5 Kg!

"Dari Kamboja itu 22.500 (ton)," tegas Arief.

Selain impor, Bapanas juga terus memantau harga gabah di tingkat petani. Arief menuturkan bahwa harga gabah saat ini sudah terkoreksi sebesar Rp 6.700 per kilogram.

"Menjelang panen saat ini harga gabah saat ini juga sudah terkoreksi sebesar Rp 6.700 per kilogram. Sehingga jika harga gabah sudah terkoreksi otomatis harga beras ikut menurun," papar Arief.

Namun, Arief mengingatkan bahwa penurunan harga beras ini bergantung pada kesesuaian produksi beras dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Atasi Kenaikan Harga Beras, Polres Bogor Gelar Operasi Pasar Murah

Sebelumnya, Bapanas telah memprediksi defisit beras pada Januari-Februari 2024. Defisit ini dipicu oleh penurunan produksi padi akibat dampak El Nino.

"Importasi ini merupakan alternatif pahit, tapi harus kita lakukan. Kita sama-sama ketahui kondisi produksi padi nasional menurun akibat dampak climate change dan El Nino. Dampaknya kita rasakan beberapa bulan setelahnya, sehingga awal 2024 ini terjadi defisit bulanan neraca beras,” kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, belum lama ini.

Meskipun impor dilakukan, Bapanas tetap berkomitmen untuk memprioritaskan penyerapan produksi beras dalam negeri. Arief optimis bahwa momentum panen raya mendatang dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.

"Di 2024 ini, Badan Pangan Nasional bersama Bulog senantiasa berkomitmen untuk memprioritaskan menyerap produksi dalam negeri. Karena itu, momentum panen raya mendatang harus betul-betul dioptimalkan," ujarnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler