Soal Perang di Gaza, Putin: Rusia Adalah Benteng bagi Mereka yang Memperjuangkan Kemerdekaan

31 Oktober 2023, 16:51 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin /POOL/REUTERS
 
ISU BOGOR - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza saat ini adalah hukuman kolektif terhadap warga sipil yang sama sekali tidak dapat dibenarkan.

Hal itu disampaikan Putin yang disiarkan televisi pada hari Senin, 31 Oktober 2023 dalam pertemuan pemerintah di Moskow.

“Elit penguasa AS dan negara-negara satelitnya berada di balik konflik yang terjadi saat ini di Timur Tengah dan tempat lain di seluruh dunia," kata Putin.

"Upaya ini bertujuan untuk menabur kekacauan dan mencegah munculnya tatanan dunia multipolar," tambahnya.

Baca Juga: Dilindungi Polisi Zionis, Puluhan Pemukim Israel Terobos Kompleks Masjid Al-Aqsa

Putin menegaskan kembali posisi Rusia mengenai perang di Gaza. "Perdamaian hanya bisa terwujud dengan berdirinya negara Palestina yang merdeka," katanya seperti dikutip oleh RT dan media Rusia lainnya.

Putin berpendapat bahwa Rusia tidak hanya memimpin upaya untuk menciptakan dunia negara-negara berdaulat yang benar-benar multipolar, namun secara harfiah memperjuangkannya di medan perang Ukraina.

“Rusia adalah benteng bagi semua orang yang memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan mereka, melawan mereka yang menyebarkan kekacauan dan konflik serta ‘orang-orang bodoh yang berguna’,” kata Putin.

Baca Juga: Momen Putin Peluk Al Quran, Soroti Penodaan Kitab Suci Umat Islam Sebagai Kejahatan di Rusia

Israel, sejauh ini, telah membunuh lebih dari 8.306 warga Palestina di Gaza, termasuk 3.457 anak-anak, dan melukai lebih dari 21.000 orang.

Laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina dan organisasi internasional menyebutkan bahwa mayoritas korban tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

Meskipun terdapat penumpukan militer Israel secara besar-besaran di sekitar perbatasan Gaza dan infiltrasi sporadis di pinggiran Jalur Gaza yang terkepung, Perlawanan Palestina terus menghalau serangan Israel.

Untuk membenarkan kegagalan militernya, tentara Israel terus menggempur rumah-rumah warga sipil di seluruh Jalur Gaza dan pembantaian baru dilaporkan terjadi di mana-mana di daerah kantong yang terkepung tersebut.

Gaza berada di bawah pengepungan militer Israel yang ketat sejak tahun 2007, menyusul pemilu demokratis di wilayah pendudukan Palestina, yang hasilnya ditolak oleh Tel Aviv dan Washington.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler