Bom Molotov di Kantor PAC Megamendung Bogor, PDIP Curigai Ada Gerakan Teror

28 Juli 2020, 18:05 WIB
KETUA Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono.* /MUSLIH SUPRIANTO/KABAR PRIANGAN/

ISU BOGOR - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mencurigai ada gerakan teror yang sengaja terus-menerus dilakukan kepada partainya, dimulai dari pembakaran bendera partai saat demo penolakan RUU HIP dibalik pelemparan bom molotov di Kantor Pengurus Anak Cabang (PAC) Kabupaten Bogor Jalan Cikopo, Kecamatan Megamendung, pada Selasa, 28 Juli 2020 pukul 2.37 WIB.

Melalui keterangan tertulis Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono, yang diterima isubogor.com, pada Selasa, 28 Juli 2020, ia menerangkan latar belakang kecurigaan tersebut.

Yaitu momen peringatan Peristiwa Kudatuli yang dilaksanakan pada Senin, 27 Juli 2020, untuk mengenang penyerangan dan perebutan Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tanggal 27 Juli 1996, terjadi penyerangan terhadap rumah Kader PDI Perjuangan di Kabupaten Bogor kala itu.

Baca Juga: Kantor Dilempar Bom, PDIP Bogor : Jangan Terprovokasi Serahkan Kepada Polisi

Tepat sehari berselang, kini bom molotov juga diduga dilemparkan ke Kantor PAC Kabupaten Bogor di Megamendung.

Sebelumnya pun, tulisnya, bendera PDIP dibakar saat demo RUU HIP di Jakarta.

Poin selanjutnya, Ono menulis atas peristiwa tersebut, DPD PDI Perjuangan Jawa Barat mengutuk keras dan meminta kepada Pihak Kepolisian untuk melakukan proses hukum terhadap pelaku.


Kemudian, sebagai Partai Ideologis yang menjunjung tinggi hukum diatas segalanya, DPD PDI Perjuangan Jawa Barat menginstruksikan kepada seluruh Jajaran Kader se Propinsi Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bogor untuk tetap bersikap tenang, tidak terprovokasi dan memyerahkan sepenuhnya kepada Pihak Kepolisian.

Baca Juga: Kantor PDIP di Megamendung Bogor Mendapat Teror Bom Molotov Orang Tidak Dikenal


Ia menyatakan PDI Perjuangan Jawa Barat selalu membuka ruang dialog kepada pihak manapun untuk mendiskusikan masalah-masalah rakyat untuk diselesaikan. Sehingga tidak ada masalah satupun yang tidak bisa diselesaikan dan diharapkan tidak ada kejadian kekerasan serupa lagi ke depannya.***

Editor: Linna Syahrial

Tags

Terkini

Terpopuler