Biden Terancam Dimakzulkan karena Penarikan Pasukan AS di Afghanistan Timbulkan Kekacauan

25 Agustus 2021, 17:34 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden Terancam Dimakzulkan karena Penarikan Pasukan AS di Afghanistan Timbulkan Kekacauan /REUTERS/Leah Millis.

ISU BOGOR - Presiden Joe Biden harus "dimakzulkan" atas penarikan pasukan AS dari Afghanistan hingga berakibat kekacauan di negara itu.

Hal tersebut ditegaskan Senator Partai Republik untuk Carolina Selatan, Lindsey Graham yang menyebut Presiden Biden telah "meninggalkan" sekutu AS di Afghanistan.

Dengan Biden bersikeras bahwa evakuasi saat ini tetap berada di jalur yang benar dan harus berakhir bulan ini, Graham memperingatkan serangan lain yang mirip dengan 9/11 sekarang mungkin terjadi.

Baca Juga: AS Buka Peluang Hubungan Diplomatik dengan Taliban, Joe Biden: Tapi Ini Masih Sebatas Pembicaraan

"Hal paling tidak terhormat yang pernah dilakukan panglima tertinggi di zaman modern," kata Graham menyerang Biden soal keputusan penarikan pasukan AS di Afghanistan.

Di tengah pengambilalihan cepat negara itu oleh Taliban, Graham memperingatkan kelompok Islam radikal sekarang bisa menyerang AS.

Dia mengatakan kepada program Hannity Fox News ini adalah kelalaian tugas oleh panglima tertinggi.

Baca Juga: Astaga! Joe Biden Balik Badan saat 'Dibombardir' Wartawan Soal Afghanistan

"Ini membuat lebih sulit untuk berperang di masa depan. Siapa yang akan membantu kami di masa depan setelah kami meninggalkan teman-teman kami di Afghanistan yang berjuang dengan berani?," katanya.

Menurutnya, tidak menutupkemungkinan terjadinya 9/11 akan terulang karena Al Qaeda dan ISIS justru saat ini sedang mengejar AS kembali.

"Jika Anda yakin kami telah meninggalkan Afghanistan dan kami telah mengakhiri perang antara AS dan Islam radikal, Anda bodoh. Mereka mengejar kita dan Joe Biden telah membuat kita telanjang dan buta di Afghanistan," tegasnya.

Baca Juga: Taliban Menang di Afghanistan, Joe Biden Kecam Ashraf Ghani: Dia Salah!

Dalam jajak pendapat yang dirilis pada 24 Agustus, peringkat ketidaksetujuan Biden telah melonjak menjadi 47 persen, menurut jajak pendapat Five Thirty Eight.

Angka itu merupakan rekor tertinggi yang pernah dicatat Presiden sejak menjabat dan melonjak dari 42,4 persen pada 2 Agustus.

Peringkat persetujuan Biden juga anjlok menjadi 47,6 persen pada 24 Agustus.

Baca Juga: AS Kirim B-52 untuk Mengebom Taliban Usai Joe Biden Dipermalukan

Ini telah turun dari 52,6 persen pada 27 Juli karena kemarahan publik atas kekacauan di Afghanistan mulai berlangsung.

Pada hari Selasa, Boris Johnson memimpin pertemuan G7 untuk membahas situasi di negara Timur Tengah.

Meskipun memimpin pertemuan, Perdana Menteri gagal menekan Biden untuk menunda penarikan pasukan yang diharapkan selesai pada 31 Agustus.

Perdana Menteri mengatakan pada hari Selasa: "Syarat nomor satu yang kami tetapkan sebagai G7 adalah bahwa mereka harus menjamin, sampai 31 Agustus dan seterusnya, perjalanan yang aman bagi mereka yang ingin keluar.

"Beberapa orang akan mengatakan bahwa mereka tidak menerima itu dan beberapa, saya harap, akan melihat pengertiannya, karena G7 memiliki pengaruh yang sangat besar - ekonomi, diplomatik dan politik."

Meskipun banyak yang meminta AS untuk menunda penarikan, Biden mengatakan operasi evakuasi akan selesai tepat waktu.

"Tetapi penyelesaian pada 31 Agustus tergantung pada Taliban yang terus bekerja sama dan mengizinkan akses ke bandara."***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler