ISU BGOOR - Mayoritas penduduk Jepang percaya Olimpiade Musim Panas yang akan datang harus ditunda lebih lanjut atau dibatalkan sama sekali karena masalah virus corona atau covid-19. Hal itu terungkap dari jejak pendapat baru ini.
Orang Jepang tampaknya cukup waspada terhadap Olimpiade dan Paralimpiade, yang diperkirakan akan diadakan di Tokyo musim panas ini, menurut survei terbaru oleh Japan Press Research Institute.
Proyeksi tersebut didasarkan pada jajak pendapat yang dilakukan di antara sekitar 3.000 orang berusia 18 tahun atau lebih.
Baca Juga: Milan Dipecundangi, Inter Imbang dan Juventus Mengintai
Hampir 38% responden mengatakan Olimpiade harus dibatalkan sama sekali, sementara 34% lainnya percaya acara tersebut harus ditunda lagi.
Olimpiade awalnya dijadwalkan berlangsung musim panas lalu, tetapi ditunda selama satu tahun karena pandemi virus corona yang sedang berlangsung.
Lebih dari 83% dari mereka yang menentang penyelenggaraan Olimpiade musim panas ini percaya bahwa acara olahraga tersebut akan membawa terlalu banyak orang ke negara itu dari seluruh dunia.
Olimpiade akan menyebabkan peningkatan tajam dalam penyebaran virus. Selain itu, sekitar 64% percaya bahwa tidak ada prospek pandemi dapat diatasi dalam waktu dekat.
Baca Juga: Tanggapi Intoleransi SMKN 2 Padang, Nadiem: Kemendikbud Segera Ambil Tindakan Tegas
Jika Olimpiade ditunda lagi atau pada akhirnya dibatalkan, persiapan yang dibuat sejauh ini hanya akan membuang-buang waktu dan sumber daya, menurut pendapat sekitar 45% responden.
Jepang telah menghabiskan sekitar US$ 25 miliar untuk membangun tempat olahraga, infrastruktur, dan persiapan lain untuk acara tersebut.
Sentimen publik tidak sesuai dengan sikap resmi pemerintah negara itu. Menanggapi laporan baru-baru ini bahwa negara tersebut telah mencari cara 'menyelamatkan muka' untuk mengumumkan pembatalan Olimpiade, Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Manabu Sakai bersikeras bahwa
Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang hingga 8 Februari, Tito: Perlu Langkah Cepat, Tepat, Fokus dan Terpadu
"tidak ada kebenaran" dalam klaim tersebut, sementara PM Yoshihide Suga mengatakan Tokyo tetap "bertekad" untuk melihat acara ini selesai.***