Jokowi Sebut Pembunuhan di Sigi Sebagai Tragedi Kemanusiaan

30 November 2020, 18:52 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi).* /Twitter.com/@jokowi

ISU BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kasus pembunuhan di Sigi Sulawesi Tengah, Jumat 27 November 2020, merupakan tragedi kemanusiaan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Presiden Jokowi dalam keterangan pers yang digelar secara daring, Senin 30 November 2020.

"Saya mengutuk keras tindakan-tindakan diluar batas kemanusiaan dan tidak beradab, yang menyebabkan saudara-saudara kita meninggal dunia dalam aksi kekerasan," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, pembunuhan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah adalah tindakan yang biadab itu jelas, bertujuan untuk menciptakan, provokasi.

Dan teror di tengah-tengah masyarakat, yang ingin merusak persatuan, dan kerukunan diantara warga bangsa kita.

Baca Juga: Pilkada 2020, Jokowi Tetapkan 9 Desember Libur Nasional

"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam, kepada keluarga korban, ini adalah tragedi kemanusiaan, dan pemerintah akan memberikan santunan, kepada mereka yang ditinggalkan," ungkapnya.

Agar peristiwa biadab tersebut tak terulang, pihaknya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas, para pelaku, dan membongkar jaringan-jaringan teroris sampai ke akar-akarnya.

"Saya juga telah memerintahkan kepada Kapolri dan Panglima TNI, untuk meningkatkan kewaspadaan. Sekali lagi saya tegaskan tidak ada tempat di tanah air kita ini, bagi terorisme," ungkapnya.

Baca Juga: Jokowi Tinjau Lokasi Pembangunan Pusat Perbenihan di Rumpin, Diprediksi Bisa Produksi 16 Juta Bibit

Pihaknya meminta masyarakat di seluruh pelosok tanah untuk tetap tenang dan selalu menjaga persatuan dan kesatuan.

"Namun juga, tetap waspada, kita semua harus bersatu melawan terorisme," katanya.

Diberitakan sebelumnya, satu keluarga dilaporkan tewas akibat aksi kelompok teroris Mujahidin Idonesia Timur (MIT) memicu reaksi keras dari beragai pihak.

Pembantaian oleh kelompok teroris itu dilakukan di Desa Lemba Tonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat, 27 November sekira pukul 09.00 WITA.

Baca Juga: Anak Buah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Jokowi: Hormati Proses Hukum

Menurut keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa, Rifai, keempat korban merupakan kepala keluarga, istri, anak dan menantu.

Insiden kekerasan yang terjadi di Sigi diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora.

Hal itu disampaikan oleh Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, di Palu pada Minggu, 29 November 2020 hari ini.

"Sekarang sedang kami pelajari dengan pengintaian kemudian lewat lain sebagainya. Kami berusaha terus mengejar mereka," katanya.

Baca Juga: Tanggapi Penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo oleh KPK, Jokowi: Saya Dukung Pemberantasan Korupsi

Saat ini, Satuan Tugas TNI-Polri Operasi Tinombala terus memburu terduga pelaku.

Farid Makruf mengatakan bahwa personel TNI yang terlibat dalam Satgas Tinombala dilengkapi pasukan mengejar, intel, dan pasukan Satgas teritorial.

"Tugas kami adalah memperkuat pasukan Tinombala yang saat ini dipimpin oleh Bapak Kapolda dan saya sebagai wakilnya dan sejauh ini menurut saya sinergitas TNI-Polri sangat efektif,"

Sehingga membuat kelompok MIT Poso terdesak sehingga mereka merasa terancam dan melakukan jalur yang lain," katanya.

Baca Juga: Jokowi Minta Cuti Bersama Idul Fitri, Natal, Tahun Baru di Akhir Tahun Diperpendek

Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menyebut bahwa tak ada bangunan gereja yang dibakar dalam aksi kekerasan di Sigi.

"Saya ingin meluruskan bahwa di situ tidak ada gereja yang dibakar," ucap Baso didampingi Komandan Korem 132/Tadulako,"

"Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, dan Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Hery Santoso, dalam jumpa pers di Palu, Minggu pagi.

Usai pembunuhan satu keluarga tersebut, 150 kepala keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, diungsikan.

Kepala Desa Lemban Tongoa, Deki Basalulu menjelaskan bahwa warga yang tinggal dekat dengan lokasi penyerangan diungsikan ke tempat yang dinilai lebih aman.

Baca Juga: Jokowi Siap Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Corona

"Saat ini aman, semua warga di lokasi sudah diungsikan ke daerah yang ramai penduduk," katanya.

Rifai menjelaskan bahwa beberapa warga melarikan diri ke dalam hutan yang ada di wilayah tersebut.

Menurut Rifai, lokasi tempat terbunuhnya satu keluarga itu sangat sepi dan hanya ditempati beberapa kepala keluarga.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler