2 Gejala Omicron yang Tidak Biasa dan Berbeda dengan Covid-19 Varian Delta

- 2 Desember 2021, 19:23 WIB
2 Gejala Omicron yang Tidak Biasa dan Berbeda dengan Covid-19 Varian Delta. Foto/Ilustrasi
2 Gejala Omicron yang Tidak Biasa dan Berbeda dengan Covid-19 Varian Delta. Foto/Ilustrasi /Reuters

 

ISU BOGOR - Gejala Omicron yang tidak biasa dan berbeda dengan Covid-19 varian delta yakni sangat ringan, menurut dokter Afrika Selatan yang pertama kali melihatnya.

Di tengah kekhawatiran global atas jenis virus corona baru telah menjadi salah satu berita yang penuh harapan. Mereka yang terinfeksi varian Omicron tampaknya memiliki gejala "sangat ringan".

Dokter asal Afrika Selatan itu juga menambahkan dua gejala "tidak biasa dan berbeda" yang dimaksud itu adalah berbeda dari Covid-19 varian Delta.

Baca Juga: Varian Omicron: Para Ahli Sebut Dapat Timbulkan Gelombang Infeksi Terbesar

Dilansir dari Express pada Kamis 2 Desember 2021, Dr Angelique Coetzee adalah seorang dokter yang merawat pasien dengan varian Omicron. Dirinya yang pertama membunyikan alarm dari varian baru yang mengatakan itu menyebabkan gejala "tidak biasa".

Dr Coetzee, yang menjalankan klinik swasta di Pretoria, mengatakan varian Omicron tidak menyebabkan hilangnya rasa dan bau dan masalah pernapasan seperti yang terlihat sebelumnya pada varian Delta.

Dr Coetzee memperingatkan dua gejala "tidak biasa" yang dia lihat termasuk kelelahan yang hebat dan detak jantung yang tinggi.

Baca Juga: Benarkah Varian Omicron Kebal Vaksin? Ini Penjelasan Ilmuwan

“Kami memiliki satu kasus yang sangat menarik, seorang anak berusia sekitar enam tahun, dengan suhu dan denyut nadi yang sangat tinggi, dan saya bertanya-tanya apakah saya harus menerimanya," katanya.

Namun demikian, kata dia, saat dirinya menindaklanjuti dua hari kemudian, ia bersyukur pasien tersebut jauh lebih baik.

“Mereka sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah saya tangani sebelumnya," kata Dr Coetzee menggambarkan gejala Omicron yang dia lihat.

Baca Juga: Varian Omicron, Tidak Berbahaya dan Perlukah Vaksin Booster?

"Gejala pada tahap itu sangat terkait dengan infeksi virus normal. Dan karena kami belum melihat COVID -19 selama delapan hingga 10 minggu terakhir, kami memutuskan untuk mengujinya," katanya kepada Reuters.

“Kami telah melihat banyak pasien Delta di gelombang ketiga. Dan ini tidak sesuai dengan gambaran klinis.

“Sebagian besar dari mereka melihat gejala yang sangat, sangat ringan dan sejauh ini tidak ada dari mereka yang menerima pasien untuk operasi," jelasnya.

Baca Juga: Varian Omicron, Tanda Pandemi Covid-19 Berakhir Kata Para Ahli

Prof Lawrence Young, dari Warwick Medical School, mengatakan varian ini membawa beberapa perubahan yang telah dilihat sebelumnya dalam varian lain tetapi tidak pernah bersama-sama dalam satu virus.

Menurutnya, Omicron ini juga memiliki mutasi baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

“Beberapa mutasi yang mirip dengan perubahan yang telah kita lihat pada varian lain yang menjadi perhatian terkait dengan peningkatan penularan dan dengan resistensi parsial terhadap kekebalan.

“Kami membutuhkan penelitian laboratorium untuk menentukan apakah antibodi yang diinduksi oleh vaksin saat ini mampu memblokir infeksi dengan varian ini," ungkapnya.

Sebuah laporan baru menemukan Omicron berada di Inggris selama setidaknya empat hari sebelum Afrika Selatan memperingatkan dunia tentang varian baru dengan sembilan kasus di Skotlandia ditelusuri kembali ke sebelum Inggris memberlakukan pembatasan perjalanan.

Elad Maor, 45, ahli jantung di Sheba Medical Center dekat Tel Aviv, melakukan perjalanan ke London pada 19 November dan tinggal di sebuah hotel di Islington saat menghadiri konvensi tiga hari di ExCeL London di Newham, London timur, sebelum kembali ke Israel.

Dia kemudian dites positif terkena virus empat hari kemudian, pada 27 November, dan menderita gejala ringan termasuk sakit tenggorokan, demam, dan nyeri otot.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x