ISU BOGOR - Satu lagi teknologi canggih akan melengkapi perangkat smartphone. Kamera Google Pixel bakal mendapat kemampuan untuk bisa mengukur detak jantung dan kecepatan bernafas.
Rencananya, bulan depan fitur itu akan mulai diterapkan lewat aplikasi pertama yang mengadopsi teknologi kecerdasan milik Alphabet.
Petinggi di Googke Health telah mendorong pengembangan AI yang mendukung pengukuran itu, dan direncanakan untuk merinci metode dan uji klinisnya dalam makalah akademis beberapa pekan ke depan, demikian informasi yang dikutip dari Antara, Jumat 5 Februari 2021.
Baca Juga: Hati-Hati Langgar Prokes di Kota Bogor, Siap Siap Kena Sanksi Pidana
Pihak Google sendiri berharap bisa meluncurkan fitur canggih ini ke smartphone Android pada waktu yang belum ditentukan. Sementara untuk iOS, belum ada rencana pasti untuk mengarah ke sana.
Pendekatan kamera ponsel pintar lebih bersifat ad hoc -- pengguna yang ingin mengukur denyut nadi dapat meletakkan jarinya di atas lensa, yang menangkap perubahan warna halus sesuai dengan aliran daran. Respirasi dihitung dari video gerakan tubuh bagian atas.
Manajer produk Google Health, Jack Po, mengatakan jika Google ingin memberikan alternatif pemeriksaan detak jantung manual, bagi para pemilik smartphone. Terlebih mereka yang ingin mengetahui secara berkala kesehatan mereka, namun tanpa peralatan medis lengkap.
Po mengatakan, teknologi yang memiliki tingkat tidak akurat sekitar 2 persen dalam menilai detak jantung, itu membutuhkan pengujian lebih lanjut sebelum dapat digunakan dalam pengaturan medis.
Fitur baru tersebut akan tersedia sebagai pembaruan untuk aplikasi Google Fit.
Google mengkonsolidasikan layanan kesehatannya sekitar dua tahun lalu, bertujuan untuk bersaing lebih baik dengan Apple, Samsung dan perusahaan teknologi seluler lainnya yang telah banyak berinvestasi dalam menawarkan layanan kesehatan.***
Sebagaimana kita ketahui, Apple Watch, Fitbit milik Google dan perangkat yang dapat dikenakan lainnya belakangan ini sangat memperluas jangkauan teknologi penginderaan detak jantung untuk digunakan oleh populasi yang jauh lebih besar.
Pendekatan kamera ponsel pintar lebih bersifat ad hoc -- pengguna yang ingin mengukur denyut nadi dapat meletakkan jarinya di atas lensa, yang menangkap perubahan warna halus sesuai dengan aliran daran. Respirasi dihitung dari video gerakan tubuh bagian atas.
Manajer produk Google Health, Jack Po, mengatakan jika Google ingin memberikan alternatif pemeriksaan detak jantung manual, bagi para pemilik smartphone. Terlebih mereka yang ingin mengetahui secara berkala kesehatan mereka, namun tanpa peralatan medis lengkap.
Po mengatakan, teknologi yang memiliki tingkat tidak akurat sekitar 2 persen dalam menilai detak jantung, itu membutuhkan pengujian lebih lanjut sebelum dapat digunakan dalam pengaturan medis.
Fitur baru tersebut akan tersedia sebagai pembaruan untuk aplikasi Google Fit.
Google mengkonsolidasikan layanan kesehatannya sekitar dua tahun lalu, bertujuan untuk bersaing lebih baik dengan Apple, Samsung dan perusahaan teknologi seluler lainnya yang telah banyak berinvestasi dalam menawarkan layanan kesehatan.***