Network
ISU BOGOR- Bank Kyoto, pemberi pinjaman regional yang berbasis di kota Jepang kuno, memiliki penyangga unik terhadap serangan Pandemi Covid-19 yang menggerus pendapatan kotanya dari sektor pariwisata dengan cara mendapatkan lama bersih (dividen) dari investasinya di bidang bisnis teknologi besar.
Kyoto mengalami penurunan pendapatan pariwisata ketika Jepang menutup perbatasannya untuk mencegah meluasnya Pandemi Covid-19.
Dikutip isubogor.com dari Reuters, pukulan telak atas ekonomi Kyoto itu telah direda oleh segelintir pabrikan besar berbasis di Kyoto seperti Nintendo (7974.T), yang diinvestasikan Bank Kyoto (8369.T) sebagai perusahaan baru dan terus bertahan meskipun ada tekanan dari investor luar negeri untuk menjual.
Cara ini membuahkan hasil ketika COVID-19 merusak wilayah tersebut, memaksa Bank Kyoto untuk menyisihkan 5 miliar yen ($ 47 juta) dalam cadangan untuk menjaga terhadap kredit macet pada tahun yang berakhir Maret - tiga kali lipat dari jumlah tahun sebelumnya.
“Dengan memiliki saham mereka, kami membantu perusahaan-perusahaan ini tumbuh. Mereka sekarang raksasa global, tetapi kami ingin mempertahankan hubungan yang mendalam dengan mereka, "kata Presiden Bank Kyoto Nobuhiro Doi kepada Reuters.
“Mereka juga membayar dividen tinggi, yang merupakan sumber utama pendapatan kami. Kami tidak memiliki rencana untuk menjual saham karena ini adalah investasi yang baik dalam lingkungan suku bunga rendah saat ini. "
Saham teknologi yang dimiliki Bank of Kyoto termasuk pembuat konsol game Nintendo, dan pembuat elektronik Nidec (6594.T) dan Omron (6645.T).
Selama tiga tahun terakhir, semuanya mengungguli benchmark rata-rata Nikkei 225 dalam total pengembalian - ukuran yang mencakup dividen dan capital gain.
