Studi Baru: Dosen IPB University Ungkap Pria Lebih Sering Kentut Dibanding Wanita

1 Juli 2021, 14:19 WIB
Ilustrasi Kentut /New York Post/

ISU BOGOR - Sebuah studi baru dari Dosen IPB University Dr Syaefudin dari Departemen Biokimia mengungkap bahwa pria lebih sering kentut dibandingkan wanita.

Menurutnya istilah kentut bagi sebagian orang dapat berarti menjijikkan dan memalukan. Apalagi bila dikeluarkan secara tidak sengaja, ini yang kerap dianggap tidak sopan.

Sehingga tak jarang orang berusaha menahan dan menyembunyikan kentut. Padahal kebebasan mengeluarkan gas kentut merupakan salah satu anugerah dari Tuhan.

Baca Juga: Rektor IPB Arif Satria Kembali Terpapar Covid-19, Begini Kondisinya

Bahkan menyimpan fakta ilmiah yang dapat mengundang decak kagum.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University dalam program kajian ilmiah dan tafsir Alqur'an rutin bulanan Teropong Cercah Kauniyah (TerCerahKan) mengungkapkan fakta kentut.

Kegiatan ini mengangkat topik "Biokimia Flatulensi (Kentut): Mengungkap Fakta yang Tetap Jadi Rahasia,Rabu 30 Juni 2021.

Baca Juga: Ini Masukan Rektor IPB University soal MBKM ke Pemerintah

Dr Syaepudin menjelaskan fenomena flatulensi atau kentut dari sisi biokimia.

Menurutnya Flatulensi merupakan hasil samping dari siklus metabolisme dalam tubuh dimana glukosa berubah menjadi asam piruvat untuk mengubah makanan menjadi energi serta berjalan secara simultan.

Ia pun merasa takjub bahwa metabolisme dalam tubuh dapat mudah dipelajari dengan suatu pola.

Baca Juga: Studi Baru: Virus Covid-19 Mungkin Telah Ada Sejak 20.000 Tahun Lalu

Fenomena kentut adalah suatu hal umum terjadi namun kerap terlewat bahkan enggan untuk dibicarakan.

Seperti fakta unik frekuensi kentut antara pria dan wanita berbeda. Dimana pria lebih sering mengeluarkan kentut hingga 25 kali dalam sehari.

Adapun sumber gas kentut tersebut berasal dari eksogen yakni udara dan minuman atau endogen dari fermentasi makanan.

Baca Juga: Studi Baru: Orang yang Pernah Terkena Covid-19 Tak Lagi Butuh Vaksin

Fakta unik lainnya adalah hanya 20 persen gas yang dikeluarkan via anus, sisanya melalui sendawa.

Jumlah mikroba dalam tubuh manusia mencapai 14 milyar dan dapat menghasilkan 13 liter gas hidrogen dalam sehari.

Namun gas tersebut sebagian diserap mikroba, tidak dikeluarkan seluruhnya lewat anus.

Baca Juga: Studi Baru Membuktikan, 2 Vaksin Covid-19 Ini Aman dan Efektif Selama Kehamilan

Gas hidrogen akan direaksikan dengan senyawa bersulfur sehingga menghasilkan gas hidrogen sulfida yang berbau khas telur busuk.

Ada pula mikroba yang dapat menghasilkan gas metana yang berbau kurang sedap.

“Perubahan molekul hidrogen menjadi metana ataupun hidrogen sulfide berbau busuk itu sebenarnya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada manusia," unkapnya.

Menurutnya, sebagaimana diketahui bahwa dua kilogram atau 14 milyar sel mikroba dalam tubuh bisa mengkonversi 40 gram karbohidrat menjadi 13 liter hidrogen.

"Bayangkan bila kita dipaksa untuk mengeluarkan gas sebanyak itu dalam satu waktu melalui lubang yang sama, pasti menderita, mengingat hidrogen sendiri bersifat flammable (mudah terbakar),” ungkapnya.

Bahkan produktivitas gas kentut berkaitan erat dengan kesehatan manusia.

Fakta lainnya adalah bau gas kentut dapat ditentukan berdasarkan jenis makanan, terutama yang mengandung banyak protein.

Sementara itu, berdasarkan hadits, Ustadz Muchammad Wachid Romadhon, MA mengatakan bahwa kentut bersifat hadats sehingga dapat membatalkan wudhu.

Sehingga umat muslim harus menyegerakan shalat bila tidak kuat menahannya.

Bila sudah terjadi, bahkan dialami oleh Imam ketika memimpin shalat, pun harus segera menyampingkan diri untuk mengambil wudhu kembali.

Gas kentut merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT untuk menandakan kesehatan manusia.

Namun perlu diingatkan bila umat muslim juga perlu menaati syariat Islam sehingga menahan kentut ketika shalat tidak dianjurkan.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler