Fenomena Awan Lenticular Muncul di Langit Jawa, Antara Keindahan dan Tanda Bahaya

- 5 November 2020, 19:13 WIB
Tangkapan layar fenomena Awan Lenticular atau Awan Topi Caping di langit Jawa yang diunggah di akun instagram Gunung Indonesia, pada Kamis 5 November 2020.*
Tangkapan layar fenomena Awan Lenticular atau Awan Topi Caping di langit Jawa yang diunggah di akun instagram Gunung Indonesia, pada Kamis 5 November 2020.* /Instagram @gunungindonesia

ISU BOGOR - Dunia maya baru-baru ini dibuat heboh dengan fenomena kemunculan Awan Lenticular atau Lenticular Cloud alias Awan Topi Caping muncul di langit Jawa, Kamis 5 November 2020.

Tak sedikit warganet yang mengunggahnya ke platform media sosial twitter dan instagram. Bagi para penikmat alam atau pendaki gunung, mungkin sudah tak asing melihat fenomena awan 'cantik' tersebut. Namun bagi awam, banyak mengundang tanya.

Dikutip dari akun instagram @GunungIndonesia yang merangkum dari para followernya, menyebut "Gunung Jateng (Jawa Tengah) dan Jatim (Jawa Timur) pagi tadi kompak sekali. Awan lenticular yang menyelimuti terlihat indah dari bawah, namun badai menerjangmu diatas gunung,"

"Tetap utamakan persiapan dan keselamatan lur yang punya agenda muncak," tulisnya yang mencantumkan sumber foto dan video yang diunggahnya Foto slide 1-2 @Koh_sumin, Foto slide 4 @lukman.hakiem_, Foto slide 3 @dyahkurnia_dk, Foto slide 5 @soega_al_farizie, Video slide 6 @wahyoe_adventure, Video slide 7 @rizkystone.

Baca Juga: 3 Fenomena Alam yang Bakal Terjadi Sampai Akhir Oktober, Nomor Tiga Paling Menarik!

Baca Juga: Fenomena Lintang Kemukus Menurut LAPAN Belum Bisa Dipastikan Nama Jenis Benda Luar Angkasa Tersebut

Fenomena Awan Lenticular di Gunung Sumbing, Jawa Tengah, pada Kamis 5 November 2020.*
Fenomena Awan Lenticular di Gunung Sumbing, Jawa Tengah, pada Kamis 5 November 2020.* Instagram @gunungindonesia

Dari pantauan, foto dan video yang diunggah setidaknya fenomena awan lenticular itu terjadi di 7 gunung yakni Arjuno, Welirang, Sumbing, Sindoro, Lawu, Merbabu dan Merapu.

Fenomena seperti itu kerap terjadi di masa pancaroba atau peralihan musim, bahkan berdasarkan pengalaman dan pantauan Isu Bogor sendiri sempat mengalami di sejulmah gunung. Angin dibawah awan lenticular cukup dahsyat kecepatannya.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x