Network
ISU BOGOR - Universitas Indonesia (UI) yang sempat diprotes mahasiswanya tentang diskusi yang menggantung tanpa kesimpulan tentang enam aspirasi terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) sementer ganjil 2020/2021 di masa pandemi Covid-19, akhirnya mengeluarkan kebijakan mekanisme dukungan finansial.
Dikutip isubogor.com dari akun BEM UI @BEMUI_Official, UI telah mengeluarkan surat edaran dengan Nomor: SE-1511/UN2.R/HKP.04.03/2020 tentang mekanisme Dukungan Universitas Indonesia bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial.
BEM UI mengunggah empat poin rangkuman dari surat edaran tersebut, yang pertama prinsip dukungan bagi mahasiswa yang terdampak adalah kegotong-royongan, penetapan prioritas dan tepat sararan.
Baca Juga: BEM UI Audiensi Soal UKT dengan Rektorat, Berakhir Tanpa Kesimpulan
Kemudian yang kedua adalah kebijakan mekanisme dukungan memuat 10 bentuk atau jenis dukungan yakni Permohonan Penundaan Pembayaran BOP, Permohonan Cician Pembayaran BOP, Permohonan Keringanan BOP, Beasiswa Bidik Misi, KIP Kuliah, Bantuan UKT Sebesar Rp2,4 juta, Beasiswa lain, Permohonan Pengurangan BOP bagi Mahasiswa Taha Akhir, Pengurangan BOP bagi Mahasiswa Cuti dan Bantuan Pulsa.
Masing-masing bentuk atau jenis dukungan tersebut memiliki poin uraian siapa yang berhak mendapatkannya.
Secara umum, penilaian terhadap jenis dukungan yang diterima oleh mahasiswa akan melalui penilaian tim panitia sesuai aturan yang ditetakan rektor atau bagi yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah masih menunggu penetapan.
Poin ketiga, berbagai mekanisme dukungan keringanan yang diselenggarakan pemerintah petunjuknya akan diserahkan kepada Dekan Fakultas, Direktur Sekolah ascasarjana dan Direktur Program Pendidikan Vokasi.
Penutup, poin keempat adalah mengantisipasi makin tingginya permintaan mahasiswa terhadap bentuk dukungan-dukungan tersebut Pimpinan UI perlu mengintifikasi potensi efisiensi dan realokasi penggunaan anggaran.
