"Menteri itu yaitu Ibu Tutut sebagai Menteri Sosial. Jadi nepotismenya menunggu lama sekali dan baru terjadi dan kemudian dia jatuh," ungkap Said Didu.
Bahkan, kata Said Didu, bisa terlihat Gubernur dan Bupati tidak seperti sekarang yaitu suaminya habis masa jabatan dua kali, dilanjutkan oleh istrinya.
Baca Juga: Jokowi Marahi BUMN yang Terus Merugi, Said Didu: Presiden Memarahi Dirinya Sendiri
"Atau bapaknya selesai jabatannya, anaknya maju dan menang juga, nah itulah dinasti," kata Said Didu.
Selanjutnya, kata Said Didu, oligarki puncaknya adalah kasus PCR. Menurutnya, oligarki saat ini berbalut nepotisme.
"Nepotisme itu pengusaha diluar rumah di paviliun tinggalnya, menunggu kebijakan pemerintah. Kalau oligarki itu pengusaha ada di dalam rumah dan juru masaknya penguasa," ungkap Said Didu.
Baca Juga: Jokowi Marahi BUMN yang Terus Merugi, Said Didu: Presiden Memarahi Dirinya Sendiri
Menurut Said Didu itulah bedanya perumpamaan oligarki dan nepotisme. Kemudian dinasti sudah jelas faktanya banyak sekali orang ditangkap.
"Yang kedua, pemerintah memelihara buzzer untuk menghujat dan memaki-maki yang mengkritik pemerintah," kata Said Didu.
Bahkan, istilah Said Didu saat ini pada era Soeharto memiliki Juru Bicara (Jubir), tapi sekarang juru maki-maki istana (Jukis).