"Nanti bisa dilihat saya sempat sebut dalam buku saya, sesunggunya ini (Pandemi COVID-19) adalah salah satunya persoalan farmasi," ungkap Ichsanuddin Noorsy.
Ichsanuddin Noorsy mengkaitkan apa yang disampiakan Siti Fadilah adalah sebuah keberhasilan meski akhirnya berujung penjara 4 tahun.
"Artinya ketika melihat dalam kondisi kekinian (Pandemi COVID-19) posisinya kita akhirnya memang melihat Amerika bukan soal governmentnya," ungkapnya.
Menanggapi pernyataan Ichsanuddin Noorsy, Siti Fadilah langsung mengiyakan, bahwa pandemi COVID-19 ini aktor atau dalangnya adalah non state actor alias korporasi.
"Iya tapi kan itu bukan government, itu non state actor yang saya ceritakan itu, government Amerika dan government china, itu sama-sama jadi korban korporasi," kata Siti Fadilah dalam kesempatan yang sama.
Siti Fadilah mengakui dampak dari keberaniannya membongkar modus industri farmasi meraup keuntungan dari pandemi saat itu berujung pada kriminaliasi terhadapnya.
"Makanya saya bilang. Mungkin ya, saya nggak terlalu, saya nggak pintar soal gitu. Soalnya berdampak pada penjara 4 tahun. Tapi saya percaya pilihan Allah yang terbaik," ungkapnya.***