Rocky Gerung Tanggapi Abu Janda Dipanggil Polisi: Tidak Boleh Ada Orang yang Kebal Hukum

- 1 Februari 2021, 08:56 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung.
Pengamat politik, Rocky Gerung. /Instagram.com/@rocky_gerung_official

ISU BOGOR - Pengamat Politik Rocky Gerung mengapresiasi atas langkah Bareskrim Polri yang menindaklanjuti laporan KNPI terkait cuitan Permadi Arya alias Abu Janda yang menyebut "Islam Arogan" di akun twitternya. Hari ini Abu Janda dijadwalkan menjalani pemeriksaan sebagai terlapor di Bareskrim Polri.

Rocky Gerung menilai dengan adanya laporan yang dilakukan KNPI ini sama saja cerminan bahwa Abu Janda yang dikenal sebagai Buzzer sudah tak dibutuhkan lagi oleh penguasa.

"KNPI tentu Afiliasinya tahu dari zaman orde baru itu afiliasi pada kekuasaan. Jadi KNPI bahkan lebih dahulu di frontline untuk menghajar buzzer-buzzer ini, itu artinya perintah kekuasaan," ungkap Rocky Gerung dalam perbincangannya dengan Hersubeno Arief di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu 31 Januari 2021.

Baca Juga: AHY Vs Moeldoko, Rocky Gerung: Masa Jenderal Kudeta Mayor

Baca Juga: Abu Janda Diperiksa Polisi Hari Ini, Rocky Gerung : Buzzer Nggak Ngerti Konstelasi Elite Sudah Berubah

Baca Juga: Makjleb! Gus Miftah Skak Mat Abu Janda di Podcast Deddy Corbuzier soal Islam Arogan

Rocky mengapresiasi dan berterimakasih kepada otonomi pimpinan KNPI yang telah mau membuka perspektif baru bahwa di negara ini tidak boleh ada orang kebal hukum.

"Ya lepas dari hanya otonomi ketua KNPI yang mampu, saya ucapkan terimakasih. Karena dia mau membuka perspektif baru, bahwa nggak boleh ada orang yang kebal hukum, semua orang juga pada bicara begitu, bahwa di Indonesia ini tidak ada yang kebal hukum," ungkap Rocky.

Bahkan, pihaknya menilai saat ini konstelasi para elite sudah berubah sehingga merasa tidak memerlukan lagi para buzzer.

Baca Juga: Rocky Gerung Tak Setuju Abu Janda Dipenjara, Ini Alasannya

"Jadi bagaimanapun, politik ini tukar tambah kepentingan, nggak ada kekuasaan yang menggunakan buzzer terus menerus, itu aja menggunakan buzzer gonta-ganti. Jijik dengan buzzer yang tidak bisa berpikir," katanya.

Ia meyebutkan saat ini penguasa sudah di memerlukan lagi para penggonggong di media sosial. Persoalan ini diibaratkan sebuah lagu Baha Men, yang berjudul Who Lets The Dog Out.

"Tapi karena kekuasaan sudah di who lets the dog out itu dia tidak mau memakai lagi (para buzzer), anjing-anjing itu menggonggong sesuka-sukanya bikin bising, makanya udah dia lepasin saja sekaligus dari kandangnya," ungkapnya.

Baca Juga: Abu Janda Diperiksa Bareskrim Polri soal Cuitan Islam Arogan Besok, 1 Februari 2021

Menurutnya, pemelihara para penggonggong ini sebetulnya tidak lagi diperlukan. Itu menandakan bahwa istana mungkin agak terbuka sedikit akalnya.

"Kalau ini ada problem di Papua, ketegangan antara agama yang nggak diselesaikan (yang dilontarkan para buzzer) ini nggak ada briefing sebetulnya, kan seharusnya dipanggil buzzer-buzzer ini, eh kalian sudah cukup ya," ucapnya.

Bahkan, Rocky juga menyebut pemelihara buzzer itu sama dengan sosok yang memelihara komisaris kemudian memilih siapa saja yang berguna.

"Jadi (dilaporkan dan dipanggil polisi) itu nasibnya (para buzzer) yang tergantung pada uang, tergantung pada berapa yang disetor ke rekeningnya, ya begitu nggak diperlukan lagi ya rekeningnya juga habis,"

Rocky juga menyindir, suatu saat para buzzer yang sudah tidak dipakai lagi akan menjadi masalah baru karena berkeliaran mencari uang receh.

Baca Juga: Benarkah Denny Siregar, Abu Janda dan Ade Armando Kebal Hukum? Ini Alasan Polisi

"Jadi nanti ada problem lagi buzzer-buzzer ini, berkeliaran nyari duit receh, udah nggak ada itu, nggak akan ada yang ngasih," tukasnya.

Sekadar diketahui, Permadi Arya alias Abu Janda dilaporkan ke Bareskrim Polrii karena dalam cuitannya yang menyebut 'Islam arogan'. Pernyataannya itu berawal dari perang cuitan atau twit war dengan Tengku Zulkarnain.

Pada awalnya, Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul, berbicara soal arogansi minoritas terhadap mayoritas di Afrika. Lalu, Tengku Zulkarnain menyebut tidak boleh ada arogansi, baik dari golongan mayoritas ke minoritas maupun sebaliknya.

"Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, apertheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana-mana negara normal tidak boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas. Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," cuit Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x