Heboh Fenomena Lintang Kemukus Juga Terjadi di Negara Ini dengan Sebutan Fireball, Ini kata LAPAN

11 Oktober 2020, 17:48 WIB
Tangkapan layar video hhujan meteor 6 Oktober 2020 di atas langit Monterrey, Meksiko. /earthsky.org

ISU BOGOR - Publik beberapa hari terakhir ini dihebohkan dengan fenomena alam Lintang Kemukus atau Komet atau bintang berekor di langit Jawa. Khususnya pada Sabtu malam 10 Oktober 2020.

Bahkan tak sedikit akun di twitter maupun instagram mengabadikan foto maupun videonya dengan membubuhi fenomena alam di keterangan pada gambar tersebut Lintang Kemukus.

Ternyata peristiwa alam itu terjadi tak hanya di Indonesia, tapi di luar negeri, tepatnya di perbatasan Amerika Serikat dan Mexico juga terjadi.

Baca Juga: Heboh Fenomena Lintang Kemukus, LAPAN Belum Bisa Pastikan Nama Jenis Benda Luar Angkasa Tersebut

Baca Juga: Makna Penampakan Lintang Kemukus Berdasarkan Arah Mata Angin

Baca Juga: Fenomena Lintang Kemukus Menurut Astrophile, Legenda Keris Majapahit dan Istilah 'Berambut Panjang'

Dikutip dari laman EarthSky.org, menyebutkan fenomena alam tersebut memang sudah diprediksi dan akan terjadi sejak Selasa 6 Oktober 2020 hingga 10 Oktober 2020.

Para pengamat antariksa disana menyebutnya sebagai Fireball atau Bola Api. Bahkan sempat melihat Lintang Kemukus atau hujan bola api itu tepat pukul 10.14 malam waktu setempat.

Mereka menyaksikan bola api terang - meteor yang sangat terang - jatuh melalui atmosfer Bumi. Meteor itu juga tertangkap di beberapa kamera keamanan atau CCTV, webcam, dan kamera bel pintu.

Baca Juga: Fenomena Lintang Kemukus Muncul di Langit Jawa, Antara Mitos dan Tetengger Pagebluk

Baca Juga: Fenomena Komet Lintang Kemukus di Belahan Dunia, Mitos Pertanda Perang Sampai Isu Kiamat

Baca Juga: Jokowi Pol Pot Indonesia Mendadak Trending di Twitter, Ini Biografi Pemimpin Kamboja 1975-1979 Itu

Sebagian karena terlihat di kota Monterrey (populasi 1,1 juta) - di negara bagian Nuevo León, Meksiko - meteor itu terlihat secara luas.

Terlebih lagi, meskipun EarthSky belum mengkonfirmasi hal ini, surat kabar di Monterrey melaporkan bahwa meteorit, atau bongkahan batu luar angkasa yang tersisa setelah jatuhnya meteor, mendarat di sebuah kota kecil di negara bagian tetangga Tamaulipas.

Bola api paling terlihat di atas negara bagian Nuevo León, Coahuila dan Tamaulipas, yang berbatasan dengan AS, sekitar pukul 10:14 malam waktu setempat, sebagaimana diungkapkan Badan Pemantauan Atmosfer Global, bagian dari Institut Penelitian Geologi dan Atmosfer Meksiko.

Baca Juga: Bocoran Harga HP Realme C17 RAM 6GB dan Realme 7 Pro Berkamera 64MP yang Meluncur 14 Oktober 2020

Bola api terang seperti ini biasa terjadi jika Anda menganggap Bumi secara keseluruhan. Itu sering terjadi.

Namun, dari satu tempat di permukaan bumi, melihat bola api yang terang seperti ini bisa menjadi peristiwa sekali seumur hidup.

Beberapa bebatuan yang lebih besar dari luar angkasa jatuh ke laut setiap tahun, sementara yang lebih kecil cenderung terbakar sepenuhnya di atmosfer bumi.

Lalu bagaimana tanggapan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), dikutip dari Lapan.go.id Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) menjelaskan Lintang Kemukus yang disebut Netizen itu adalah hujan meteor atau fireball.

Baca Juga: Pilkada di Masa Pandemi Covid-19, Guru Besar IPB University: Perlu Ada Jaminan dari Penyelenggara

Pussains Lapan pada 5 Oktober 2020 sempat melansir fenomena puncak hujan meteor draconoid akan terjadi pada Kamis 8 Oktober 2020.

Hujan meteor ini tentu sangat dinantikan bagi pecinta astronomi, bahkan bagi penghobi fotografi benda-benda luar angkasa.

Bersumber dari keterangan Pussain Lapan, puncak hujan meteor itu akan terjadi pada pukul 18.15 WIB hingga 21.03 WIB.

Adapun intensitas hujan ini sebanyak 4 meteor per jam untuk wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan 6 meteor per jam untuk wilayah Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Tetapi, hujan meteor ini akan terlihat dengan jelas jika cuaca cerah dan tidak turun hujan. Namun sayang, meteor ini tidak bisa disaksikan penuh oleh seluruh wilayah.

Untuk wilayah perkotaan, hanya akan melihat sebanyak 1 hingga 2 meteor per jam. Penampakan hujan meteor draconoid itu akan terlihat terbaik pada belahan bumi bagian utara.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Lapan.go.id earthsky.org

Tags

Terkini

Terpopuler