ISU BOGOR - Fenomena penampakan Lintang Kemukus atau Komet, menurut Ni Nyoman Dhitasari, Astrophile (penyuka/penghobi astronomi/benda-benda luar angkasa) memiliki kesan dan makna tersendiri.
Bahkan bagi Dhita begitu biasa disapa Ni Nyoman Dhitasari yang juga guru piano dan pianis di Denver Museum of Nature and Science bagian Space Odyssey ini punya pengalaman menarik tentang Lintang Kemukus hingga membuatnya menjadi seorang Astrophile.
Teror cerita legenda tentang Lintang Kemukus di langit Jawa itu pulalah yang membawa Dhita menjadi memiliki hobi benda-benda langit.
Baca Juga: Lintang Kemukus Menurut Kosmologi Jawa Dulu dan Sekarang, Tanda Konflik dan Kehidupan Susah
Baca Juga: Fenomena Lintang Kemukus Menurut Astrophile, Legenda Keris Majapahit dan Istilah 'Berambut Panjang'
Baca Juga: Heboh Fenomena Lintang Kemukus Juga Terjadi di Negara Ini dengan Sebutan Fireball, Ini kata LAPAN
Sebagaimana Dikutip IsuBogor.com dari langitselatan.com, Dhita sempat menulis tentang makna penampakan Komet atau Lintang Kemukus.
Menurutnya, tradisi Jawa memiliki semacam primbon atau ilmu mengartikan makna penampakan Lintang Kemukus di langit berdasarkan arah mata angin.
Secara umum, penampakan komet membawa hal yang kurang baik, kecuali apabila komet tersebut muncul di arah barat.
Dalam tulisannya yang ia sebut Lintang Kemukus sebagai Komet Van Java, disebutkan dari buku “Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu” karya R.M. Ng. Tiknopranoto dan R. Mardisuwignya, tentang makna penampakan komet (Lintang Kemukus) yang dapat diartikan sebagai berikut: