Baru 30 Persen Warga Kota Bogor yang Selalu Cuci Tangan Pakai Sabun, Yane Ingatkan Pakai Sabun

- 15 Oktober 2020, 21:54 WIB
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor Yane Ardian saat memeraktekkan cuci tangan kepada anak-anak di Hari Cuci Tangan Sedunia di
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor Yane Ardian saat memeraktekkan cuci tangan kepada anak-anak di Hari Cuci Tangan Sedunia di /Prokompim Kota Bogor/Chris Dale

“Jadi, sarana CTPS wajib ada di setiap rumah. Jadi memang ini dipakai untuk mengingatkan bahwa semua rumah harus ada tempat cuci tangannya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 kepada keluarga di dalam rumah. Tadi saya cukup kagum anak-anak begitu antusias memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia walaupun melalui online. Kebiasaan ini harus dimulai dari anak usia dini. Jadi keterlibatan anak-anak di sini sebagai simbol ke arah sana. Untuk membiasakan mereka juga,” ujarnya.

Baca Juga: Ombudsman Minta Kapolri Idham Azis Evaluasi Komandan Satuan di Masa Unjuk Rasa UU Cipta Kerja

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan bahwa hasil survei yang dilakukan Pemkot Bogor bersama tim riset Social Resilience Lab Nanyang Technological University Singapore menunjukan, bahwa banyak warga Bogor yang belum membiasakan diri cuci tangan dengan baik dan benar.

“Pandemi ini mengharuskan kita menerapkan pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Dari tiga kebiasaan itu yang paling sulit untuk dilakukan atau yang tidak biasa adalah jaga jarak. Yang paling mudah atau paling sering dilakukan menurut warga Bogor adalah pakai masker. Nah cuci tangan ini juga masih banyak yang belum terbiasa,” ungkap Bima Arya.

“Ada 8,1 persen warga yang mengaku jarang atau kadang-kadang cuci tangan. 59 persen sering cuci tangan dan 30 persen selalu cuci tangan. Padahal kan kita inginnya yang selalu cuci tangan ini 80 persen. Jadi PR nya adalah menjadikan cuci tangan ini kebiasaan,” tambahnya.

Menurutnya, kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir ini harus terus didorong karena data di Kota Bogor menunjukan bahwa keluarga menjadi salah satu klaster penularan yang cukup tinggi.

“Klaster keluarga ini terpapar dari aktivitas di luar rumah. Jadi harus dibiasakan pulang dari kantor atau dari luar cuci tangan pakai sabun, sebelum dan sesudah makan cuci tangan, dan aktivitas lainnya. Karena ini adalah benteng terakhir warga, ya cuci tangan,” tandasnya.

Dalam peringatan tersebut diikuti pula ratusan anak dari berbagai wilayah di Kota Bogor secara virtual dan dilakukan gerakan serentak mencuci tangan di wilayah masing-masing. Hadir pula Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah, Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin.

Berikut enam langkah mencuci tangan yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO untuk mencegah virus dan bakteri: basahi tangan dengan air bersih (sebaiknya air mengalir).

Baca Juga: Lewat Gubuk Rangga di Tengah Kebun Sawit, Sam Pembuhun dan Pemerkosa Ibunya Mulai Mengenali Keluarga

Halaman:

Editor: Linna Syahrial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x